Lanjutkan Reli, IHSG Dibuka Menguat 0,67% di Awal Perdagangan

4 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melesat naik 44,38 poin atau menguat 0,67% ke level 6.678,76 pada pembukaan perdagangan Kamis (24/4/2025).

Sebanyak 244 saham naik, 58 saham turun, dan 230 tidak bergerak. Nilai transaksi pagi ini mencapai Rp 404,28 miliar yang melibatkan 334 juta saham dalam 29.274 kali transaksi.

Seluruh sektor perdagangan bergerak di zona hijau, dengan kenaikan terbesar dicatatkan oleh sektor barang baku.

Sementara itu, pagi ini mayoritas bursa Asia lain juga kompak dibuka menguat mengikuti gerak Wall Street yang terapresiasi menyusul potensi dampak perang dagang AS-China yang lebih teredam. Presiden AS Donald Trump mengindikasikan bahwa tarif final untuk ekspor China ke AS tidak akan mencapai 145%. Namun, ia menambahkan bahwa bea masuk tersebut tidak akan menjadi 0%.

Pasar keuangan pada perdagangan hari ini tampaknya minim katalis dan kemungkinan masih akan dipengaruhi efek keputusan kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) kemarin dan memonitor efek dari perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang kian mereda.

Meski sentimen mulai ke arah positif, tetapi perlu diperhatikan bahwa pergerakan IHSG sudah naik dalam beberapa hari dan saat ini secara teknikal sedang menguji resistance.

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 22-23 April 2025 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 5,75%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,00%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,50%.

"Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 22-23 April 2025 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 5,75%," kata Gubernur BI Perry Warjiyo, Rabu (23/4/2025).

Kendati menahan BI Rate, BI tetap mencermati ruang penurunan suku bunga acuan ini ke depannya. Keputusan tentunya akan diambil dengan mencermati ruang penurunan dengan mempertimbangkan stabilitas rupiah.

"BI akan terus mencermati ruang penurunan dengan mempertimbangkan stabilitas nilai tukar prospek inflasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi," kata Perry.

Adapun, BI terakhir kali memangkas suku bunga acuannya pada awal tahun, Januari 2025. BI menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin dari 6% menjadi 5,75%.

Artinya, sikap mempertahankan suku bunga acuan ini menandai sudah terjadi selama tiga bulan beruntun.

Kemudian dari global, Presiden AS Donald Trump tampaknya mulai melunak dalam mengenakan tarif bea impor China yang kabarnya akan turun secara substansial. Pemerintah China pada Rabu (23/4/2025) juga menyatakan kesiapannya untuk kembali duduk di meja perundingan dengan Amerika Serikat (AS).

Dalam pernyataannya pada Selasa, Presiden Trump mengakui bahwa tarif AS terhadap produk China saat ini berada pada tingkat yang "sangat tinggi". Namun, ia menambahkan bahwa beban tarif tersebut "akan turun secara substansial" jika kedua negara berhasil mencapai kesepakatan dagang.

Pernyataan tersebut menjadi sinyal bahwa Gedung Putih masih membuka peluang dialog, meskipun tekanan ekonomi terhadap Tiongkok terus ditingkatkan dalam beberapa bulan terakhir.

Menanggapi pernyataan Trump, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, menegaskan bahwa negaranya tetap konsisten pada sikap bahwa perang tarif dan konflik dagang tidak akan menghasilkan pemenang.

"Perang tarif dan perang dagang tidak memiliki pemenang," ujar Guo dalam konferensi pers rutin di Beijing, dilansir dari AFP.

Ia menambahkan bahwa pemerintah Tiongkok tetap membuka peluang dialog dengan Amerika Serikat. "Pintu untuk pembicaraan terbuka lebar," ujarnya.

Namun, Guo juga memberi peringatan tegas kepada Washington: "Kami tidak ingin berperang, tapi kami juga tidak takut berperang. Jika perlu, kami akan bertarung hingga akhir."

Menteri Keuangan AS Scott Bessent juga menyatakan kemain jika kedua negara memiliki peluang untuk mencapai "kesepakatan besar" dalam perdagangan. "Kalau mereka mau menyeimbangkan ulang, mari kita lakukan bersama," katanya, dikutip dari CNBC International.

Terakhir, Hari ini Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) akan menggelar konferensi pers tiga bulanan. Konferensi pers ini menjadi penting karena merupakan yang pertama kali sejak perang dagang mencuat.

Hadir dalam konferensi pers yakni Menteri Keuangan Sri Mulyani, Gubernur BI Perry Warjiyo, Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Sadewa, serta Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar.

Menarik disimak apa kebijakan pemerintah, pemangku moneter dan sektor keuangan dalam menghadapi dampak buruk perang dagang.


(fsd/fsd)

Saksikan video di bawah ini:

Video: RI Kirim Tim Negosiasi ke AS, IHSG Melejit Lebih Dari 1%

Next Article IHSG Dibuka Merah Menyala, Kembali Merosot ke Level 7.100

Read Entire Article
Photo View |