Jakarta, CNBC Indonesia - Sektor lapangan usaha yakni transportasi dan pergudangan diyakini akan semakin memegang peran penting dalam ekonomi Indonesia.
Sektor tersebut diproyeksikan akan berkontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia sebesar Rp 1.500,28 triliun hingga akhir 2025 dan Rp 1.703,21 triliun pada 2026 atau tumbuh berturut-turut mencapai 9,03% dan 9,31% secara kuartalan (ctc).
Menurut Supply Chain Indonesia (SCI), subsektor transportasi diproyeksikan akan berkontribusi terhadap PDB sebesar Rp 1.180,88 triliun hingga akhir 2025 dan Rp 1.344,75 triliun pada 2026 atau tumbuh berturut-turut sebesar 8,64% dan 8,97% secara kuartalan (ctc).
Sementara, subsektor pergudangan diperkirakan akan berkontribusi terhadap PDB sebesar Rp 319,40 triliun hingga akhir 2025 dan Rp 358,46 triliun pada 2026 atau tumbuh berturut-turut sebesar 10,62% dan 10,65% secara kuartalan (ctc).
Perkembangan sektor logistik akan menguntungkan perusahaan logistik salah satunya PT Grahaprima Suksesmandiri Tbk (GTRA).
Menariknya, PT Grahaprima Suksesmandiri Tbk (GTRA) belum lama melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), yakni pada 30 Maret 2023 dengan harga IPO saat itu adalah Rp150 per lembar saham. Harga saham GTRA mampu mencatatkan penguatan hingga saat ini mencapai 101,33% pada perdagangan 03 November 2025 di level Rp302 per lembar saham. Sementara di sepanjang tahun ini telah naik 160,34%.
Melesatnya harga saham GTRA tak luput dari menariknya bisnis perseroan di mata investor dan performa kinerja keuangan yang solid.
Bisnis
PT Grahaprima Sukses Mandiri Tbk (GTRA) adalah perusahaan solusi transportasi yang sedang berkembang dan berkantor pusat di Jakarta. Didirikan pada tahun 2004 sebagai distributor barang konsumsi di Jabodetabek, GTRA telah berkembang menjadi penyedia transportasi dan logistik terpadu, melayani lebih dari 50 perusahaan multinasional di berbagai sektor, terutama FMCG, logistik, e-commerce, dan jasa kurir.
Saat ini, GTRA mengoperasikan armada lebih dari 1.000 kendaraan dengan tingkat utilisasi sekitar 90%.
Perusahaan juga mengelola empat bengkel pool yang berlokasi di Deltamas (utama), Tangerang, Bogor, dan Surabaya, yang memungkinkan layanan pelanggan yang lebih efisien dan tepat waktu. Jangkauan operasionalnya saat ini terkonsentrasi di Sumatera, Jawa, dan Bali, dengan rencana ekspansi ke seluruh Indonesia dalam waktu dekat.
Layanan transportasi menyumbang 91,94% pendapatan, terutama solusi berbasis perjalanan, sementara anak perusahaannya yang bergerak di bidang karoseri, PT Satria Metalindo Perkasa, mendukung kustomisasi armada dan integrasi vertikal.
Dengan memanfaatkan Sistem Manajemen Transportasi miliknya, GTRA mencapai Service Level Agreement (SLA) 99,5% melalui pelacakan pesanan secara real-time dan optimalisasi armada yang dinamis, yang memperkuat efisiensi operasional dan keandalan layanannya.
Kini GTRA memiliki pool baru seluas 30.000 m² di Deltamas, Cikarang, yang beroperasi sejak 25 Agustus 2025, kini berfungsi sebagai pusat utama perusahaan, menggantikan lokasi di Bekasi. Fasilitas ini mengintegrasikan area parkir, bengkel, pelatihan, dan ruang kendali armada untuk pemantauan real-time melalui Transportation Management System (TMS).
Fasilitas ini juga mencakup unit produksi boks truk. Lokasi Deltamas meningkatkan kapasitas armada, kecepatan layanan, dan efisiensi operasional secara keseluruhan, yang mendukung profitabilitas yang lebih kuat di masa mendatang.
GTRA memiliki klien-klien utama ternama mulai dari Mayora, Wings, Indomaret, Kapal Api, J&T Express, ASSA, JNE hingga Shopee.
Foto: GTRA
Kinerja Keuangan
GTRA berhasil membukukan peningkatan laba bersih per September 2025 sebesar 60,2% menjadi Rp44,85 miliar, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu hanya Rp27,99 miliar.
Kenaikan laba bersih ditopang oleh tumbuhnya pendapatan perseroan per September sebesar 42% menjadi Rp454,67 miliar, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp320,17 miliar.
Per September 2025, pendapatan GTRA dominan ditopang oleh kontribusi pendapatan dari land transport yang mencapai 91,94%, kemudian sisanya 8,06% ditopang oleh body builder atau karoseri.
GTRA beroperasi melalui dua segmen bisnis yakni layanan transportasi dan karoseri. Segmen layanan transportasi merupakan bisnis inti, berkontribusi 91,94% terhadap pendapatan, dan terbagi menjadi dua jenis layanan yakni berbasis perjalanan dan berbasis sewa.
• Layanan berbasis perjalanan merupakan layanan yang paling banyak digunakan oleh pelanggan, menawarkan solusi transportasi yang fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik dan dirancang untuk memenuhi beragam kebutuhan logistik.
• Layanan berbasis sewa menyediakan truk khusus dan opsi sewa sesuai spesifikasi dan kriteria pelanggan, tersedia untuk jangka pendek maupun jangka panjang, dengan atau tanpa pengemudi.
Segmen karoseri dioperasikan oleh anak perusahaan GTRA yang 99% sahamnya dimiliki oleh GTRA, PT Satria Metalindo Perkasa, yang mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2023. Didirikan untuk mendukung bisnis inti GTRA, anak perusahaan ini menyediakan desain karoseri truk yang disesuaikan dengan spesifikasi armada GTRA. Melalui inisiatif ini, GTRA mampu menyediakan kendaraan yang disesuaikan dengan kebutuhan unik klien sekaligus meningkatkan proposisi nilai perusahaan secara keseluruhan.
GTRA mempertahankan keunggulan kompetitifnya dengan memberikan layanan terbaik di kelasnya dengan penekanan kuat pada ketepatan waktu pengiriman dan fleksibilitas untuk kendaraan sesuai permintaan.
Standar layanan ini, yang tercermin dalam SLA 99,5%, dimungkinkan oleh sistem TI perusahaan yang terintegrasi penuh, yang menghubungkan semua fungsi bisnis inti, termasuk sumber daya manusia, bengkel, keuangan, dan manajemen transportasi. Inti dari sistem ini adalah Sistem Manajemen Transportasi (TMS) milik GTRA.
TMS mengintegrasikan pesanan pelanggan, ketersediaan truk, dan pelacakan pengiriman, memberikan visibilitas pengiriman secara real-time yang memungkinkan perusahaan dan pelanggannya untuk memantau kemajuan dan membuat keputusan yang tepat selama proses transportasi.
Melalui TMS, GTRA terus memantau status truk dan menangkap semua pesanan pelanggan dalam sistem. Truk yang telah selesai secara otomatis dialihkan ke titik pemuatan terdekat, secara signifikan memaksimalkan pemanfaatan armada dan efisiensi operasional.
Dari sisi valuasi, saham GTRA masih cukup murah dengan Price Book Value (PBV) 1,58. Secara sektoral Price Earning Ratio (PER) GTRA juga masih terjangkau dengan berada di 12,77.
Selain itu dalam mengelola aset terhadap laba bersih alias Return on Asset (ROA), GTRA berada di angka 4,11%. Dan dalam mengelola modal terhadap laba bersih alias Return on Equity (ROE) berada di 12,40%. Angka tersebut berada di angka yang sangat baik.
Dan GTRA memiliki likuiditas yang tinggi tercermin dari Current Ratio 151,23%. Hal ini berarti dalam kemampuan membayar kewajiban lancar terhadap aset lancar sangat sehat.
Perkembangan Industri
Sektor logistik Indonesia terus menunjukkan tren pertumbuhan yang stabil dan berkelanjutan, meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan struktural seperti infrastruktur yang belum merata, biaya distribusi yang relatif tinggi, serta kebutuhan modernisasi teknologi rantai pasok.
Ketahanan sektor ini tampak jelas dari peningkatan signifikan dalam arus investasi, yang melonjak dari US$3,2 miliar pada tahun 2021 menjadi US$5,6 miliar pada 2023. Bahkan, hanya dalam enam bulan pertama tahun 2024, nilai investasi yang tercatat sudah mendekati US$2 miliar-mengindikasikan kepercayaan investor terhadap prospek jangka panjang industri ini.
Kontribusi sektor logistik terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional juga menunjukkan peningkatan yang konsisten.
Pada tahun 2020, nilai tambah sektor ini tercatat sebesar Rp689 triliun, dan meningkat hampir dari dua kali lipat menjadi sekitar Rp1.245 triliun pada tahun 2023.
Pencapaian ini menegaskan peran strategis sektor logistik sebagai tulang punggung kegiatan perdagangan domestik maupun internasional, serta sebagai penggerak efisiensi rantai pasok nasional.
Lebih jauh, subsektor transportasi dan pergudangan muncul sebagai motor utama pertumbuhan ekonomi nasional.
Kontribusinya terhadap PDB meningkat dari 5,93% pada triwulan I-2024 menjadi 6,24% pada triwulan II-2024. Pertumbuhan sektoral yang mencapai 9,56% pada periode tersebut menempatkannya sebagai sektor dengan laju ekspansi tertinggi kedua dalam struktur ekonomi Indonesia.
Kinerja positif ini turut berdampak pada peningkatan penyerapan tenaga kerja, dengan pertumbuhan ketenagakerjaan di sektor transportasi mencapai 9,56% pada kuartal kedua 2024. Angka ini mencerminkan kemampuan sektor logistik dalam menciptakan lapangan kerja baru serta memperkuat fondasi ekonomi nasional yang inklusif dan berdaya saing.
Secara keseluruhan, kinerja gemilang sektor logistik menegaskan bahwa percepatan transformasi digital, peningkatan infrastruktur transportasi, dan kolaborasi lintas sektor menjadi kunci penting dalam menjaga momentum pertumbuhan sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat logistik strategis di kawasan Asia Tenggara.

Dinamika dan Prospek Pasar FMCG Indonesia
Pasar Fast-Moving Consumer Goods (FMCG) Indonesia terus menunjukkan daya tarik yang luar biasa di kawasan Asia Tenggara. Dengan nilai pasar yang telah melampaui US$100 miliar, sektor ini bukan hanya menjadi salah satu yang terbesar, tetapi juga termasuk yang tumbuh paling cepat di wilayah tersebut.
Berdasarkan proyeksi, pasar FMCG Indonesia diperkirakan akan mencatat tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (Compound Annual Growth Rate / CAGR) sebesar 7,6% sepanjang periode 2021-2025, didorong oleh peningkatan daya beli masyarakat, pertumbuhan kelas menengah, serta perubahan pola konsumsi menuju produk yang lebih praktis dan bernilai tambah tinggi.
Konsumsi rumah tangga menjadi motor utama pertumbuhan sektor ini. Sekitar 20% dari total pengeluaran rumah tangga di Indonesia dialokasikan untuk produk FMCG, mencakup kebutuhan dasar seperti makanan, minuman, produk perawatan pribadi, dan kebutuhan rumah tangga lainnya.
Data kuartal ketiga tahun 2024 menunjukkan bahwa konsumen Indonesia membelanjakan sekitar Rp208 triliun untuk produk FMCG, meningkat 1,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, meskipun tekanan inflasi masih membayangi. Hal ini menegaskan ketahanan permintaan terhadap produk konsumsi harian, yang cenderung stabil bahkan di tengah ketidakpastian ekonomi makro.
Pertumbuhan pesat sektor FMCG juga berdampak langsung pada meningkatnya permintaan terhadap layanan logistik yang efisien dan terintegrasi, terutama dalam segmen pengiriman jarak dekat (last-mile delivery).
Meskipun saluran perdagangan tradisional masih mendominasi dengan pangsa pasar sebesar 69% pada kuartal kedua 2024, transformasi digital telah memicu lonjakan signifikan pada penjualan daring. Nilai pasar grosir daring diperkirakan akan menembus US$27 miliar pada tahun 2028, mencerminkan perubahan perilaku belanja konsumen dan semakin kuatnya ekosistem e-commerce di Indonesia.
Untuk merespons dinamika ini, perusahaan FMCG kini tengah berinvestasi besar-besaran dalam transformasi digital dan penguatan infrastruktur logistik. Investasi tersebut mencakup optimalisasi sistem distribusi berbasis data, perluasan jaringan gudang mikro, serta adopsi teknologi otomasi dalam rantai pasok.
Upaya ini tidak hanya bertujuan mempercepat waktu pengiriman dan menekan biaya operasional, tetapi juga memastikan pengalaman konsumen yang lebih personal dan responsif terhadap permintaan pasar yang terus berubah.
Dengan kombinasi antara daya beli yang kuat, perkembangan teknologi digital, dan meningkatnya urbanisasi, sektor FMCG Indonesia diperkirakan akan terus menjadi pilar penting bagi pertumbuhan ekonomi nasional dan membuka peluang kolaborasi lintas industri, khususnya antara produsen barang konsumsi, penyedia layanan logistik, dan platform perdagangan digital.

Sinergi UMKM dan E-Commerce sebagai Pendorong Pertumbuhan Logistik Nasional
Perkembangan pesat sektor e-commerce dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) telah menjadi katalis utama dalam mendorong transformasi serta pertumbuhan sektor logistik di Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, kedua sektor ini menunjukkan peran strategis sebagai penggerak ekonomi digital, menciptakan permintaan yang semakin besar terhadap layanan logistik yang cepat, efisien, dan berteknologi tinggi.
Nilai pasar logistik e-commerce diproyeksikan mencapai US$5,27 miliar pada tahun 2025, dan diperkirakan akan tumbuh dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 8,52% hingga menembus US$7,33 miliar pada tahun 2030.
Pertumbuhan ini ditopang oleh peningkatan signifikan dalam volume pengiriman paket, terutama yang berasal dari kota-kota tingkat dua dan tiga, yang kini menjadi motor baru ekonomi digital di luar pusat-pusat metropolitan utama.
Selain itu, adopsi layanan pengiriman di hari yang sama (same-day delivery) dan hari berikutnya (next-day delivery) menjadi tren utama yang mengubah ekspektasi konsumen dan memaksa penyedia logistik untuk berinovasi dalam efisiensi waktu dan operasional.
Faktor pendukung lain yang tak kalah penting adalah investasi masif dalam infrastruktur logistik nasional, seperti pembangunan pusat distribusi regional, pengembangan gudang pintar berbasis Internet of Things (IoT), serta optimalisasi jaringan transportasi darat dan laut.
Peningkatan infrastruktur ini berkontribusi langsung dalam memperpendek waktu transit pengiriman, menurunkan biaya distribusi, dan memperluas jangkauan layanan logistik hingga ke wilayah terpencil.
Di sisi lain, platform e-commerce besar semakin memperkuat kapabilitas logistik internalnya untuk meningkatkan kendali atas rantai pasok. Shopee, misalnya, memperluas jangkauan Shopee Xpress ke berbagai daerah, sementara Lazada mengembangkan Lazada Express hingga ke luar Pulau Jawa. Langkah ini menunjukkan strategi integrasi vertikal yang bertujuan meningkatkan efisiensi, mengurangi ketergantungan pada pihak ketiga, dan memberikan pengalaman pengiriman yang lebih cepat dan konsisten bagi konsumen.
Perusahaan logistik yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan e-commerce juga mencatat pertumbuhan bisnis yang signifikan. Pada tahun 2020, misalnya, sejumlah penyedia layanan fulfillment melaporkan peningkatan volume hingga 40%, mencerminkan kecepatan adaptasi industri terhadap lonjakan aktivitas perdagangan digital.
Namun, UMKM masih menghadapi tantangan besar dalam optimalisasi rantai pasok dan proses last-mile delivery. Keterbatasan sumber daya, kurangnya infrastruktur logistik modern, serta biaya pengiriman yang tinggi sering kali menjadi hambatan untuk bersaing secara efektif di pasar digital.
Untuk itu, diperlukan dukungan layanan logistik profesional yang mampu menyediakan pelacakan pengiriman secara real-time, optimasi rute berbasis data, serta solusi pengiriman hemat biaya. Inovasi dan kolaborasi antara pelaku logistik, platform digital, dan UMKM menjadi kunci agar ekosistem e-commerce Indonesia dapat tumbuh secara inklusif, efisien, dan berkelanjutan.

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(saw/saw)






























:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5293381/original/080431900_1753328675-___Hai__aku_Yura._Sahabat_kamu_dari_masa_depan__________Itu_hal_pertama_yang_akan_ku_ucap_kalau_bisa_bal__1_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5287215/original/094750200_1752814851-photo-grid_-_2025-07-18T113214.798.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5318733/original/009741500_1755495163-Dirgahayu_ke-80_Republik_Indonesia_Semoga_semangat_kemerdekaan_selalu_hadir_dalam_hal-hal_kecil___1_.jpg)



:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5313569/original/057794800_1755019430-Blackpink._Custom_Rosso._lalalalisa_m_wore_a_bespoke_Ferrari_creation_by__rocco.iannone_for__bla.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5284474/original/030236600_1752637184-photo-grid_-_2025-07-16T102806.056.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5276154/original/050789200_1751946844-Breakfast_in_Paris_with_Schiaparelli______A_morning_touched_by_magic_____Congratulations__danielro.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5279598/original/002313700_1752142503-Thai_makeup_kaaaaa__________2_.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5275716/original/057114400_1751896453-WhatsApp_Image_2025-07-07_at_20.50.17__5_.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5279736/original/029668200_1752156341-photo-grid_-_2025-07-10T205629.188.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5308009/original/052161000_1754533006-photo-grid_-_2025-08-07T090553.369.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5277050/original/082965900_1751976053-photo-grid_-_2025-07-08T184303.778.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5303281/original/023411800_1754057483-wa_ma_tawfeeqee_illa_billah_____What_an_experience._A_month_and_a_half_of_hard_work__and_alhamduli__1_.jpg)