Keras! Trump Ancam Negara-negara yang Berbisnis dengan Iran

12 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Kamis (1/5/2025) mengatakan negara manapun yang membeli minyak dari Iran tidak akan diizinkan melakukan bisnis apapun dengan Negeri Paman Sam. Hal ini terjadi setelah presiden dari Partai Republik itu memerintahkan tekanan keras terhadap Teheran.

Mengutip CNBC International, Trump menuduh Iran dalam sambutannya di Gedung Putih telah mendanai kelompok-kelompok militan di seluruh Timur Tengah. Langkah ini ia maksud untuk memukul pendapatan Negeri Para Mullah itu, yang saat ini masih menjadi salah satu eksportir minyak terbesar di dunia.

"Setiap Negara atau orang yang membeli MINYAK atau PETROKIMIA dalam JUMLAH APAPUN dari Iran akan segera dikenakan Sanksi Sekunder," kata Trump dalam sebuah unggahan di platform media sosialnya Truth Social. "Mereka tidak akan diizinkan untuk berbisnis dengan Amerika Serikat dengan cara, bentuk, atau rupa apapun."

Pascakomentar Trump ini, Harga minyak mentah AS naik US$1,03 (Rp17 ribu), atau 1,77%, ditutup pada US$59,24 (Rp984 ribu) per barel. Sementara patokan global Brent naik 1,75%, ditutup pada US$62,13 (Rp1,03 juta).

Trump pada bulan Februari memerintahkan kampanye "tekanan maksimum" terhadap Iran yang bertujuan untuk menghentikan sepenuhnya ekspor minyak Republik Islam tersebut.

Namun, di sisi lain, Trump juga memulai negosiasi dengan Iran di Oman pada bulan April mengenai program nuklirnya. Ia mengatakan pada bulan Februari bahwa ia ingin mencegah Iran mengembangkan bom nuklir.

Trump mengaku pada bulan Februari lalu bahwa ia lebih suka mencapai kesepakatan dengan Iran. Selama masa jabatan pertamanya, Trump menarik AS keluar dari perjanjian nuklir yang dinegosiasikan dengan Iran oleh Presiden Barack Obama.

CEO firma konsultan Rapidan Energy, Scott Modell, menyebutkan bahwa sebenarnya pernyataan ini dialamatkan Trump kepada China. Ia mengatakan sanksi AS tidak mungkin berdampak pada minyak Iran yang mengalir ke China kecuali Gedung Putih menargetkan perusahaan milik negara dan infrastruktur Beijing.

"Komentar Trump jelas ditujukan kepada China, yang mengimpor lebih dari 1 juta barel per hari dari Iran," ujarnya.


(tps)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Iran & AS Sepakat Lanjutkan Negosiasi Soal Nuklir

Next Article Sri Mulyani Wanti-Wanti Risiko Perang Dagang Jilid II Trump

Read Entire Article
Photo View |