Israel Serang Iran, Airlangga Wanti-Wanti Harga Minyak!

16 hours ago 5

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai, dampak perang bersenjata terbuka antara Israel dan Iran yang berlangsung mulai hari ini dampaknya minim terhadap perekonomian Indonesia.

Ia bilang, yang perlu diantisipasi ialah terhadap lonjakan harga minyak mentah dunia. Namun, ia menekankan, negara-negara eksportir minyak dunia seperti OPEC saat ini memiliki kepentingan untuk menahan harga minyak di tengah lesunya perekonomian global.

"Tentunya kalau kita lihat di Timur Tengah kan transmisinya relatif lambat, dan kita lihat tergantung harga minyak. Dan harga minyak tentu beberapa negara punya kepentingan untuk menahan lonjakan harga minyak. Jadi kita tunggu saja," kata Airlangga di kantornya, Jakarta, Jumat (13/6/2025).

Airlangga meyakini, untuk pengaruh konflik nya sendiri terhadap sejumlah indikator ekonomi, seperti salah satunya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, tidak akan terjadi lonjakan yang signifikan, sebab situasi konflik di Timur Tengah sendiri sudah sangat memanas.

"Penjalarannya karena Timur Tengah memang sudah panas, jadi relatif ya kita tidak apa, dari segi trade itu tidak tertransmisi. Tetapi dari segi sentimental ketersediaan suplai minyak itu yang perlu kita perhatikan ke depan," paparnya.

Sebagaimana diketahui, Nilai tukar rupiah terpantau terdepresiasi terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah serangan yang diluncurkan oleh Israel ke Iran.

Merujuk Refinitiv, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Jumat (13/6/2025) ditutup pada posisi Rp16.290/US$ atau melemah 0,37%. Sedangkan secara mingguan, rupiah terkoreksi 0,12%.

Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) mengalami kenaikan sebesar 0,21% ke angka 98,12 pada pukul 14:58 WIB. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan penutupan perdagangan kemarin, Kamis (12/6/2025) yang berada pada posisi 97,92.

Dolar menguat, bangkit dari posisi terendah dalam tiga tahun, setelah Israel melancarkan serangan besar-besaran terhadap fasilitas nuklir Iran.

Reaksi sejauh ini menunjukkan mata uang AS masih memiliki daya tarik sebagai tempat berlindung yang aman meskipun dolar tidak lagi bertindak seperti tempat berlindung yang aman dalam beberapa bulan terakhir dan telah jatuh karena meningkatnya kekhawatiran tentang kebijakan tarif Presiden Trump.

"Perkembangan [Timur Tengah] dapat memberikan ujian tepat waktu bagi daya tarik tempat berlindung yang aman bagi dolar AS," kata Lee Hardman dari MUFG dalam sebuah catatan. Pelaku pasar sekarang akan mengamati bagaimana konflik tersebut berkembang dan apakah hal itu dapat mengganggu rantai pasokan, termasuk pasokan minyak.


(arj/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Fakta-Fakta Israel Serang Besar-besaran Iran, Apa AS Tahu & Dampaknya

Read Entire Article
Photo View |