IHSG Lanjut Penguatan, Cetak Rekor Tertinggi (ATH) Baru di 8.126,56

2 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat tipis 1,35 poin atau naik 0,02% ke level 8.126,56 pada penutupan perdagangan hari ini, Rabu (24/9/205). Sebanyak 243 saham naik, 461 turun, dan 100 lainnya tidak bergerak. Pada titik tertingginya, IHSG sempat menyentuh angka 8.169,02.

Penguatan hari ini memperpanjang reli dan membukukan rekor harga tertinggi baru, setelah sehari sebelumnya IHSG juga ditutup menyentuh level penutupan tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH). Adapun total kapitalisasi pasar IHSG telah menyentuh Rp 15.000 triliun pada perdagangan intraday hari ini, dan semakin mendekati angka US$ 1 triliun.

Nilai transaksi pagi ini tergolong ramai atau mencapai Rp 38 triliun. Sebanyak 55,14 miliar saham berpindah tangan dalam 3,01 juta kali transaksi.

Berdasarkan data pasar, pada hari kedua melantai di Bursa Efek Indonesia, saham Merdeka Gold Resources (EMAS) masih menjadi buruan investor di pasar reguler. Nilai transaksi di anak usaha MDKA tersebut menjadi yang tertinggi di pasar reguler yakni Rp 2,83 triliun.

Adapun di pasar negosiasi, saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan BBCA membukukan transaksi triliunan rupiah.

Bank Central Asia (BBCA) menjadi pemberat utama kinerja IHSG hari ini, dengan saham BRPT menjadi penopang utama.

Mayoritas perdagangan bursa berada di zona hijau dengan koreksi paling dalam dibukukan kesehatan dan utilitas. Sedangkan kenaikan tertinggi dicatatkan oleh sektor barang baku dan properti.

Pergerakan IHSG berbalik arah dengan bursa Asia yang mayoritas melemah dan Wall Street yang tadi malam terkoreksi.

Indeks S&P 500 ditutup melemah 0,55% ke 6.656,92 pada perdagangan hari Selasa setelah sempat menyentuh rekor intraday dan mencetak rekor penutupan pada Senin. Nasdaq Composite anjlok hampir 1% ke level 22.573,47, dipimpin pelemahan saham-saham AI seperti Nvidia, Oracle, dan Amazon, sedangkan Dow Jones Industrial Average terkoreksi tipis 88,76 poin atau 0,19% ke 46.292,78.

Hal tersebut seiring dengan Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell mengatakan bahwa bank sentral berada dalam "situasi yang menantang" dengan risiko inflasi yang bisa lebih cepat dari perkiraan, di saat yang sama pertumbuhan lapangan kerja yang lemah menimbulkan kekhawatiran tentang kesehatan pasar tenaga kerja.

Powell juga mencatat bahwa harga aset, kategori yang biasanya mencakup saham dan instrumen berisiko lainnya, berada pada level yang tinggi.

Dalam pidatonya di Providence, Rhode Island, Powell ditanya sejauh mana ia dan para koleganya memberi perhatian pada harga pasar dan apakah mereka memiliki toleransi lebih besar terhadap valuasi yang tinggi.

"Kami memang melihat kondisi keuangan secara keseluruhan, dan kami bertanya pada diri sendiri apakah kebijakan kami memengaruhi kondisi keuangan dengan cara yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.Tetapi benar, dengan banyak ukuran, misalnya harga ekuitas, saat ini memang cukup tinggi."" kata Powell dikutip dari Reuters.

Meskipun Powell menyoroti tingginya valuasi ekuitas, ia menegaskan bahwa saat ini bukanlah masa dengan risiko stabilitas keuangan yang meningkat.


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Asing Banjiri Bursa, tapi Saham-Saham Ini Justru Jadi 'Korban' Jual

Read Entire Article
Photo View |