Duh! IMF Ramal 3 Negara Ambruk Tahun Depan, Ini Daftarnya

3 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Dana Moneter Internasional atau IMF meramal tiga negara akan mengalami kemerosotan ekonomi pada tahun ini dan 2026, dalam laporan terbaru World Economic Outlook (WEO) edisi Oktober 2025.

Tiga negara itu ialah Venezuela yang ekonominya akan mengalami kontraksi sebesar minus 3% pada 2026, dan Equatorial Guinea yang merosot 1,6% 2025, da Puerto Rico yang ekonominya ambruk pada 2025 dan 2026 masing-masing minus 0,8% dan 0,1%.

Proyeksi ekonomi terhadap ekonomi Venezuela itu terus mengalami kemerosotan yang drastis, dari 2024 masih mampu tumbuh 5,3% menjadi 0,5% pada 2025.

Sementara itu, untuk Equatorial Guinea, kemerosotan ekonomi yang terjadi pada 2025 itu lebih buruk dari posisi 2024 yang sebesar 0,9%, namun membaik pada 2026 menjadi 0,5% pertumbuhannya.

IMF tidak menjelaskan secara rinci proyeksi kontraksi ekonomi yang hanya disematkan kepada kedua negara tersebut. Untuk Venezuela, disebut karena tidak adanya data dari otoritas setempat.

"Dampak hiperinflasi, kelangkaan data yang dilaporkan, serta ketidakpastian membuat indikator makroekonomi hasil estimasi dan proyeksi staf IMF harus ditafsirkan dengan hati-hati," dikutip dari Country Note WEO Oktober 2025, dikutip Rabu (15/10/2025).

Demikian juga dengan Equatorial Guinea yang juga tidak ada penjelasan rinci terkait proyeksi terbaru ini. Sama dengan Puerto Rico, yang tak ada penjelasan rinci kemerosotan ekonominya terjadi dari pertumbuhan pada 2024 sebesar 3,2%.

Proyeksi ketiga negara itu berbanding terbalik dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada 2025 yang diramal oleh IMF justru akan mengalami kenaikan.

IMF memperkirakan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) riil global tahun 2025 akan mencapai 3,2%. Persentase itu naik dari proyeksi Juli sebesar 3,0% dan jauh lebih tinggi dari proyeksi April sebesar 2,8% yang dibuat setelah Trump memberlakukan tarif dagang global secara luas.

Untuk 2026, IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia akan tetap stabil di 3,1%.

Kenaikan proyeksi ini, menurut IMF, didorong oleh serangkaian faktor positif seperti tarif yang lebih rendah dari perkiraan, respons cepat sektor swasta dalam mengalihkan rantai pasokan, pelemahan dolar AS, stimulus fiskal di Eropa dan China, serta lonjakan investasi di sektor kecerdasan buatan (AI).

"Intinya: situasinya tidak seburuk yang kami takutkan, tapi masih lebih buruk dari yang kami harapkan setahun lalu, dan lebih buruk dari yang seharusnya," kata Kepala Ekonom IMF Pierre-Olivier Gourinchas, dilansir Reuters.


(arj/mij)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Sri Mulyani Akui Carut Marut Dunia Telah Berdampak ke Ekonomi RI

Read Entire Article
Photo View |