Diskusi Dagang AS-China Telah Dimulai, Wall Street di Buka Beragam

5 hours ago 5

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham Amerika Serikat (AS) Wall Street bergerak beragam pada awal perdagangan usai pembicaraan masalah dagang antara AS dengan China kini telah dimulai. Hal ini mendorong pasar saham semakin volatile.

Pada perdagangan awal Senin (9/6/2025), Dow Jones melemah 0,21% di level 42.674,59, sementara berbeda dengan S&P 500 yang justru menguat 0,07% di level 6.004,60 dan Nasdaq yang naik 0,33% di level 19.594,02.

Indeks utama Wall Street beragam pada perdagangan Senin karena investor mengamati putaran baru negosiasi AS dengan China yang bertujuan untuk memperbaiki keretakan perdagangan yang telah mengguncang pasar keuangan selama sebagian besar tahun ini.

Pejabat tinggi dari kedua negara telah memulai diskusi di Lancaster House, London, untuk mengatasi ketidaksepakatan seputar perjanjian perdagangan awal yang dicapai bulan lalu yang sempat mendinginkan ketegangan antara ekonomi terbesar di dunia.

Pertemuan tersebut, yang dapat berlangsung hingga Selasa, terjadi empat hari setelah Presiden AS Donald Trump dan pemimpin China Xi Jinping berbicara melalui telepon, interaksi langsung pertama mereka sejak pelantikan Trump pada 20 Januari.

Namun, para pemimpin tersebut membiarkan masalah-masalah utama belum terselesaikan.

"Pembicaraan harus berlangsung selama beberapa waktu sebelum kami memutuskan apakah ada kemajuan aktual yang telah dibuat atau tidak. Namun, sebagian besar investor tetap berharap akan ada beberapa hasil positif," ujar Peter Andersen, pendiri Andersen Capital Management.

Penasihat ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett mengatakan kepada CNBC Internasional dalam sebuah wawancara pada hari Senin bahwa negosiator perdagangan AS sedang mencari jabat tangan di London untuk menyegel kesepakatan yang dicapai oleh Trump dan Xi untuk mengizinkan ekspor mineral tanah jarang dan magnet China ke Amerika Serikat.

Harapan akan lebih banyak kesepakatan perdagangan antara AS dan mitra dagang utamanya, bersama dengan pendapatan yang optimis dan data inflasi yang jinak.

Rilis data utama minggu ini termasuk pembacaan harga konsumen bulan Mei dan klaim pengangguran awal. Sementara investor secara luas memperkirakan The Federal Reserve (The Fed) akan mempertahankan suku bunga tidak berubah minggu depan, fokus akan tertuju pada tanda-tanda kenaikan inflasi karena tarif Trump berisiko meningkatkan tekanan harga.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(saw/saw)

Saksikan video di bawah ini:

Video: BATR Catat Hasil Positif di Q1-2025 Meski Ekonomi Berat

Next Article Saham Teknologi Dijual, Wall Street Tumbang

Read Entire Article
Photo View |