Jakarta, CNBC Indonesia - Hampir semua iPhone yang diekspor Foxconn untuk pasar Amerika Serikat (AS) sepanjang Maret-Mei 2025 berasal dari India. Hal ini menunjukkan keseriusan Apple memindahkan rantai pasokan produksinya dari China.
Sebelumnya, sekitar 80% fasilitas produksi iPhone berasal dari China. Namun, konflik geopolitik antara AS dan China yang dibarengi ancaman tarif super tinggi membuat posisi Apple terhimpit dan menggenjot diversifikasi fasilitas produksi ke India.
Saat ini, fasilitas produksi iPhone di India difokuskan untuk melayani permintaan dari pasar AS secara eksklusif. Sebelumnya, pabrik iPhone di India juga melayani kebutuhan dari negara-negara lain seperti Belanda, Ceko, dan Inggris.
Sepanjang Maret-Mei 2025, Foxconn tercatat mengekspor iPhone senilai US$3,2 miliar dari India. Sebanyak 97% di antaranya dikapalkan ke AS.
Sebagai perbandingan, pada periode yang sama di 2024, rata-rata ekspor iPhone dari pabrik Foxconn di India ke AS hanya sekitar 50,3% dari total pengapalan, dikutip dari Reuters, Jumat (13/6/2025).
Secara spesifik sepanjang Mei 2025, pengiriman iPhone oleh Foxconn ke AS bernilai hampir US$1 miliar. Nilai itu adalah tercatat sebagai yang tertinggi kedua setelah pengapalan pada Maret 2025 yang mencatat rekor US$1,3 miliar.
Apple menolak berkomentar, sementara Foxcoon tidak merespons permintaan komentar dari Reuters.
Presiden AS Donald Trump pada Rabu (11/6) mengatakan China akan mengadapi tarif 55%, setelah AS-China duduk bareng di Londong, Inggris.
Sebelumnya, Trump menetapkan tarif 145% pada produk-produk impor dari China yang masuk ke AS. Pemberlakuan tarif itu lantas ditunda selama 90 hari berdasarkan hasil kesepakatan kedua negara di Jenewa, Swiss.
Sepanjang penundaan tarif tinggi, barang-barang impor dari China yang masuk ke AS dikenakan tarif 30%. Kini, keputusan terbaru yang disepakati kedua negara ekonomi terbesar di dunia menetapkan tarif 55% untuk barang China yang dijual di AS.
India, seperti kebanyakan mitra dagang AS, dikenakan tarif dasar sebesar 10% dan sedang mencoba menegosiasikan kesepakatan untuk menghindari pungutan "timbal balik" sebesar 26% yang diumumkan Trump dan kemudian dihentikan pada April 2025 lalu.
Ancaman Trump
Di saat bersamaan, peningkatan produksi Apple di India menuai teguran keras dari Trump pada Mei lalu.
"Kami tidak tertarik Anda [Apple] membangun di India. India bisa mengurus diri sendiri, mereka melakukannya dengan sangat baik, kami ingin Anda membangun di sini [AS]," kata Trump saat berbicara dengan CEO Tim Cook, beberapa saat lalu. Bahkan, Trump mengancam akan mengenakan tarif 25% untuk HP, termasuk iPhone, yang diproduksi di negara lain dan dijual ke AS.
Sepanjang 5 bulan pertama di tahun ini, Foxconn telah mengirim iPhone senilai US$4,4 miliar ke AS dari India, dibandingkan US$3,7 miliar sepanjang 2024.
Apple menggenjot produksi iPhone dari India untuk menghindari ancaman tarif tinggi. Pada Maret lalu, Apple bahkan menyewa pesawat untuk mengirimkan iPhone 13, 14, 16, dan 16e dengan nilai US$2 miliar ke AS dari India, di tengah kekhawatiran tarif tinggi untuk barang impor dari China.
Apple juga melobi otoritas bandara India untuk memangkas waktu yang dibutuhkan untuk melewati bea cukai di bandara Chennai di negara bagian selatan Tamil Nadu dari 30 jam menjadi 6 jam, menurut laporan Reuters. Bandara tersebut merupakan pusat utama ekspor iPhone.
"Kami memprediksi iPhone made-in-India berkontribusi terhadap 25%-30% pengapalan iPhone global, dibandingkan 18% pada 2024," kata analis senior firma riset Counterpoint, Prachir Singh.
Tata Electronics yang merupakan penyuplai Apple lainnya di India, rata-rata mengirimkan 86% iPhone yang diproduksi ke AS sepanjang Maret-April 2025, menurut data bea cukai. Data sepanjang Mei 2025 belum tersedia.
Tata Electronics mulai mengekspor iPhone sejak Juli 2024. Sepanjang tahun lalu, pabrikan itu hanya mengirimkan 52% hasil produksi iPhone-nya ke AS.
Perdana Menteri India Narendra Modi dalam beberapa tahun terakhir telah mempromosikan negaranya sebagai hub manufaktur HP. Namun, bea masuk yang tinggi untuk mengimpor komponen HP dibandingkan dengan banyak negara lain membuat biaya produksi di India masih relatif mahal.
Dalam catatan sejarah, setiap tahunnya Apple rata-rata menjual 60 juta unit iPhone ke AS. Sekitar 80% berasal dari penyuplai di China. Perpindahan fasilitas produksi ke India menunjukkan manufaktur China mulai ditinggal akibat konflik berkepanjangan dengan AS.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Ditinggal, Negara Ini Ketiban Durian Runtuh