Boneka Barbie RI Goyang Ekonomi AS, Bikin Trump Murka

13 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia- Tak banyak yang menyangka, di tengah deretan pertemuan tingkat tinggi antara pejabat keuangan RI dan Amerika Serikat, satu nama tak terduga mencuat, Barbie.

Barbie, nama dari Boneka yang menemani masa kecil banyak anak perempuan ternyata juga simbol perdagangan global yang diam-diam menjadikan Indonesia sebagai salah satu pemain utama.

Hal ini diungkap langsung oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani. Dalam diskusi santai bersama Menteri Keuangan AS Scott Bessent, Barbie disebut sebagai salah satu komoditas impor terbanyak dari Indonesia ke Negeri Paman Sam. "Amerika impor Barbie paling banyak dari, dan produser terbesar dari, memang dari Indonesia," ujar Sri Mulyani, Rabu (30/4/2025).

Pernyataan ini membuka kembali diskusi soal potensi dan tantangan industri mainan RI, terutama dalam segmen ekspor boneka plastik berartikulasi tinggi seperti Barbie, yang tercatat dalam kode HS 95030030. Namun, apakah ekspor ini stabil dan terus menanjak? Data dari BPS justru menunjukkan fluktuasi tajam selama lima tahun terakhir.

Pada 2020, nilai ekspor Barbie RI sempat menyentuh US$154.935, namun menurun tajam dalam dua tahun berikutnya. Bahkan di 2023, hanya tersisa US$14.758. Kenaikan tipis pada 2024 menjadi sinyal pemulihan, tetapi belum cukup untuk menyamai kejayaan sebelumnya. Perlu strategi nasional untuk menjaga daya saing produk mainan Indonesia di tengah gempuran rival Asia.

Sejarah produksi Barbie memang panjang dan tidak selalu manis. Berdasarkan laporan Barbie's Trip Around the World oleh VIDEA (2000), boneka ikonik buatan Mattel ini lahir dari kreativitas Hollywood, tapi jangan lupakan keringat buruh pabrik di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Boneka North American Barbie, misalnya, dibuat di pabrik-pabrik Indonesia, sementara versi lainnya dirakit di China, Meksiko, dan Malaysia.

Produksi di negara berkembang dipilih karena efisiensi biaya, upah murah, regulasi lingkungan longgar, dan beban pajak ringan. Tapi di balik itu, tersimpan cerita buruh anak, kerja malam, hingga kecelakaan kerja fatal. Dalam satu investigasi NBC Dateline tahun 1996, remaja Indonesia berusia 13-14 tahun diketahui menjahit pakaian Barbie pada shift malam.

Sementara di sisi lain, Indonesia saat ini sedang menyasar ekspansi nilai tambah ekspor non-komoditas. Mainan seperti Barbie bisa menjadi contoh konkret. Tak hanya dari sisi nilai ekspor, tetapi juga posisi Indonesia dalam rantai pasok global yang selama ini terlalu terpaku pada bahan mentah.

Sri Mulyani sendiri mengingatkan pentingnya menjaga stabilitas industri mainan RI menjelang musim belanja akhir tahun di AS.

"Enam bulan lagi mereka akan Christmas... Dengan adanya retaliasi ini (perang dagang), akan sangat mempengaruhi harga-harga toys," ujarnya, merujuk pada risiko tarif balasan dagang AS terhadap negara mitra.

Mata anak perempuan kerapkali berbinar melihat rambut pirang dan koleksi fashion boneka ini, dengan ragam jenisnya yang kian inklusif Barbie tumbuh menjadi cermin dinamika perdagangan global, relasi Indonesia-AS, hingga tantangan etika produksi. Dan kecantikannya, ternyata juga bisa menjadi senjata diplomasi budaya dan ekonomi yang kuat.

CNBC Indonesia Research

(emb/emb)

Read Entire Article
Photo View |