Arab Saudi Mulai Buang Minyak, Temukan 3 "Ladang Harta Karun" Baru

9 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Arab Saudi terus mempercepat langkah untuk melepaskan diri dari ketergantungan pada minyak dengan menggelontorkan investasi besar ke sektor kecerdasan buatan (AI), pariwisata, dan olahraga. Upaya ini menjadi bagian dari strategi diversifikasi ekonomi yang kini menunjukkan hasil nyata.

Menteri Investasi Arab Saudi Khalid Al Falih mengungkapkan bahwa lebih dari separuh ekonomi kerajaan kini tidak lagi bergantung pada minyak. Dan, tegasnya, pemerintah tidak akan berhenti pada capaian tersebut.

"Lebih dari 50,6% ekonomi kami sepenuhnya terlepas dari minyak, dan angka ini terus meningkat," ujar Al Falih, seperti dikutip CNBC International, Selasa (28/10/2025).

"Dulu pendapatan pemerintah hampir seluruhnya dari minyak, kini sekitar 40% berasal dari sektor yang tidak ada hubungannya dengan minyak," tambahnya.

"Kami melihat hasil yang luar biasa, tetapi kami belum puas. Kami ingin mempercepat diversifikasi dan pertumbuhan kerajaan."

Salah satu fokus utama Riyadh adalah sektor AI, yang dinilai akan menjadi motor penggerak ekonomi global. Al Falih menyebut Arab Saudi akan menjadi "investor kunci" dalam pengembangan aplikasi AI dan model bahasa besar, serta membangun pusat data berskala besar dengan biaya kompetitif.

Menurut PwC, teknologi AI berpotensi memberikan keuntungan lebih dari US$135 miliar bagi Arab Saudi pada 2030. CEO Groq, Jonathan Ross, menambahkan bahwa keunggulan energi negara itu memberi peluang besar untuk mengembangkan infrastruktur AI.

Laporan kinerja anggaran terbaru menunjukkan, total pendapatan pemerintah Arab Saudi pada paruh pertama 2025 mencapai 565,2 miliar riyal Saudi. Pendapatan dari minyak kini hanya menyumbang 53,4%, turun tajam dari 67,9% pada periode yang sama tahun 2019.

Sektor non-minyak terus mencatatkan pertumbuhan kuat. Pada 2024, produk domestik bruto (PDB) Arab Saudi naik 1,3%, didorong kenaikan 4,3% dari sektor non-minyak, sementara aktivitas minyak justru turun 4,5%.

Dana kekayaan negara, Public Investment Fund (PIF), menjadi motor utama diversifikasi dengan investasi besar di perusahaan teknologi global, gim video, hingga olahraga. PIF memiliki saham di Electronic Arts, ikut membentuk SoftBank Vision Fund, dan mengakuisisi klub sepak bola Newcastle United.

Meski harga minyak global turun 13,4% sepanjang 2025 dan pendapatan minyak Arab Saudi merosot 24%, Al Falih menegaskan pemerintah tidak mengurangi belanja publik.

"Kami terus melaksanakan semua program belanja yang sudah direncanakan. PIF telah tumbuh enam kali lipat dan mendekati hampir US$1 triliun dalam alokasi modal strategis," ujarnya.

Selain AI, sektor pariwisata juga menjadi pilar penting diversifikasi. Menteri Pariwisata Ahmed Al-Khateeb menyebut kontribusi sektor ini terhadap PDB meningkat menjadi 5% pada 2024, dari hanya 3% pada 2019.

"Kami membuka resor, maskapai, dan bandara baru. Kami ingin dunia merasakan budaya kami yang luar biasa," kata Al-Khateeb.

Arab Saudi menargetkan kontribusi pariwisata terhadap PDB mencapai 10% pada 2030. Negara itu mencatat potensi peningkatan hingga 20% di masa depan.

"Kontribusi 20% ini akan membantu Arab Saudi mendiversifikasi ekonomi dan menjadikannya lebih berkelanjutan," tegasnya.


(tfa/șef)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Ekonom Senior Ungkap Penyebab Ekonomi RI Kurang 'Tahan Banting'

Read Entire Article
Photo View |