Apple-Nvidia Hancur Lebur, Perusahaan Ini Mendadak Melesat

11 hours ago 5

Jakarta, CNBC Indonesia - Raksasa teknologi Apple dan Nvidia tengah berada di bawah tekanan besar. Sementara itu, Meta dan Microsoft justru melesat dan mencuri posisi puncak.

Mengutip Forbes, saham Microsoft naik 10% pada perdagangan Kamis (1/5/2025) pagi waktu AS. Meta juga mencatatkan kenaikan hampir 7%. Keduanya mengalami lonjakan setelah laporan keuangan kuartalan yang menunjukkan hasil jauh di atas ekspektasi analis.

Kinerja Microsoft tercermin dari pendapatan kuartal yang mencapai US$70,1 miliar dan laba bersih sebesar US$25,8 miliar, naik masing-masing 13% dan 18% dibanding tahun sebelumnya. Sementara Meta mencatatkan pendapatan US$42,3 miliar dan laba per saham (EPS) US$6,43, jauh melampaui proyeksi.

Sebaliknya, Apple dan Nvidia menghadapi tekanan besar, salah satunya karena tarif baru yang diterapkan oleh Presiden Trump.

Perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China yang ditandai tarif resiprokal dan kebijakan pemblokiran berdampak besar terhadap bisnis Nvidia. Sepanjang 2025, saham Nvidia sudah anjlok 19,74%.

Saat ini, kapitalisasi pasar Nvidia terpantau US$2.708 triliun, menurut laman Companies Market Cap.

Nasib Nvidia terancam lantaran pemerintahan Trump melakukan pembatasan ekspor chip terbaru dari AS ke China. Kali ini, chip H20 Nvidia yang dirancang khusus untuk pasar China juga terancam diblokir.

Sementara kinerja Apple menjadi sorotan para investor karena penjualan iPhone diperkirakan kembali turun untuk kuartal kedua (Q2) 2025.

Microsoft sempat menggeser posisi Apple sebagai perusahaan paling bernilai di dunia. Namun, pantauan CNBC Indonesia, Jumat (2/5/2025) di laman Companies Market Cap, Apple kembali menjadi perusahaan paling bernilai dengan kapitalisasi pasar US$3.204 triliun. Sementara Microsoft US$3.161 triliun dan Nvidia US$2.723 triliun.

Di tengah ancaman tarif dagang baru dari Amerika Serikat (AS), Apple dinilai makin kesulitan menjual iPhone, terutama di pasar penting seperti China.

Padahal Apple sempat mendapatkan angin segar berkat peluncuran iPhone 16e yang lebih murah pada awal tahun. Namun, itu belum cukup untuk mengangkat total angka penjualan.

Mengutip laporan Reuters, analis Wall Street memperkirakan, penjualan iPhone pada kuartal Januari-Maret 2025 justru akan mencatatkan penurunan tipis.

Di China, laporan Canalys menunjukkan penjualan iPhone di Q1 2025 anjlok 8% secara tahun-ke-tahun (YoY). Namun, di pasar global kinerjanya tumbuh 4% YoY menurut laporan Counterpoint, didorong kinerja moncer dari penjualan iPhone 16e.

Masalah tidak berhenti di situ. Apple juga tertinggal dalam mengembangkan fitur AI jika dibandingkan dengan pesaingnya seperti Samsung dan Google.

Janji pembaruan Siri yang lebih canggih, misalnya, justru ditunda hingga 2026. Bahkan iklan promosi AI Apple ditarik karena menampilkan fitur yang belum tersedia.

"Tarif itu ibarat pedang bermata dua bagi Apple, mengancam, mengganggu, dan sarat muatan politik," ujar Eric Schiffer, Chairman Patriarch Organization, perusahaan ekuitas swasta yang memegang saham Apple.


(fab/fab)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Infinix Note 50 Pro, Flagship Killer Murah Meriah, Worth it?

Next Article Rekor Baru, Apple Raksasa Dunia Pertama Bernilai Rp 62.000 Triliun

Read Entire Article
Photo View |