Jakarta, CNBC Indonesia — Generasi Z Nepal mencatat sejarah baru. Setelah gelombang protes besar-besaran menggulingkan pemerintahan KP Sharma Oli. Kemudian para aktivis muda antikorupsi menggunakan platform Discord untuk memilih Sushila Karki sebagai perdana menteri sementara. Karki kini menjadi perempuan pertama yang memimpin Nepal.
Pemilihan umum untuk menentukan perdana menteri definitif dijadwalkan pada 5 Maret 2026. Hingga saat itu, Karki, mantan ketua Mahkamah Agung berusia 73 tahun, akan mengisi kekosongan kekuasaan.
"Parlemen Nepal saat ini adalah Discord," ujar Sid Ghimiri, kreator konten berusia 23 tahun yang ikut mengorganisir kanal pemungutan suara digital, dikutip New York Times, Minggu (14/9/2025).
Melalui server dengan lebih dari 145.000 anggota, aktivis Gen Z menggelar serangkaian polling daring selama sepekan. Karki muncul sebagai favorit karena reputasinya sebagai hakim yang konsisten melawan korupsi.
Sebagai informasi, Discord awalnya kerap digunakan komunitas gamer. Dengan fitur yang mendukung streaming layar dan pembuatan server pribadi, Discord memberikan pengalaman interaktif yang memudahkan gamer berkolaborasi, berbagi strategi, dan tetap terhubung selama bermain.
Seiring waktu, Discord berkembang menjadi lebih dari sekadar platform gaming. Kini, banyak komunitas non-gamer memanfaatkan Discord untuk berbagai tujuan, mulai dari belajar bahasa, kursus online, diskusi hobi, hingga proyek kolaboratif.
Foto: Nepal menggunakan Discord sebagai medium untuk memilih perdana menteri baru. (Tangkapan layar)
Struktur server dan channel memungkinkan anggota berdiskusi berdasarkan topik tertentu, sementara fitur roles dan permissions membantu pengelolaan anggota dan keamanan komunitas.
Di Nepal, Discord telah menjadi medium demokrasi baru. "Generasi muda Nepal tidak lagi percaya pada elit lama. Mereka ingin transparansi, dan Discord menjadi ruang politik baru," kata analis politik lokal, Anil Sharma, kepada NDTV.
Akan tetapi mengutip India Today, proses demokrasi melalui Discord bukan tanpa celah. Pasalnya cara ini memungkinkan individu dari luar Nepal untuk memberikan suara tanpa verifikasi identitas yang memadai.
Sebagai informasi, ribuan orang turun ke jalanan di Nepal setelah pemerintah menutup akses ke media sosial seperti Facebook dan Instagram. Kemudian aksi protes berkembang menjadi gerakan anti korupsi dan isu pengangguran. Aksi demonstrasi ini juga dipicu oleh perilaku pejabat yang kerap memamerkan kemewahan, saat banyak masyarakat Nepal dalam kondisi ekonomi yang sulit.
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Game Komputer Anak Terkenal Sarang Penculik, Banyak yang Tak Sadar