Alasan Ilmiah Jendela Pesawat Harus Dibuka Saat Take Off dan Landing

12 hours ago 6

Jakarta, CNBC Indonesia - Pramugari selalu meminta penumpang untuk membuka jendela pesawat saat proses take off (lepas landas) dan landing (pendaratan). Meskipun terkesan sepele, ternyata ada alasan penting di balik kebijakan ini.

Jendela harus dibuka saat lepas landas dan pendaratan sesuai rekomendasi penelitian penerbangan selama puluhan tahun, investigasi kecelakaan, dan pedoman otoritas penerbangan internasional.

Melansir Times, salah satu alasan utama pramugari meminta penumpang untuk membuka penutup jendela adalah untuk memastikan visibilitas maksimum jika terjadi keadaan darurat.

Menurut Laporan Keselamatan Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) 2025, selama lepas landas dan mendarat terdapat dua fase di mana 90% kecelakaan pesawat terjadi, dan anggota kru harus dapat menilai kondisi eksternal dengan cepat.

Berikut alasan mengapa jendela harus dibuka:

1. Penyesuaian dengan cahaya alami

Alasan penutup jendela harus dibuka saat lepas landas dan mendarat adalah untuk membantu mata penumpang dan awak pesawat menyesuaikan diri dengan kondisi cahaya luar. Baik saat siang hari atau malam hari yang gelap, beradaptasi dengan cepat terhadap lingkungan sekitar dapat menjadi hal yang penting.

Penyesuaian cepat ini meningkatkan kewaspadaan situasional, meningkatkan mobilitas, dan mengurangi disorientasi penting dalam keadaan darurat. Badan Keselamatan Penerbangan Uni Eropa (EASA) menekankan dalam pengarahan keselamatan penumpang tahun 2025 bahwa adaptasi visual dapat menghemat detik-detik penting selama evakuasi.

2. Kesadaran situasional awak kabin

Pramugari bertanggung jawab untuk menjaga kewaspadaan selama penerbangan, terutama selama fase kritis seperti lepas landas dan mendarat.

Penutup jendela yang terbuka juga memungkinkan untuk:

- Kenali kejadian yang tidak biasa di luar pesawat, seperti asap, kebocoran bahan bakar, atau kerusakan struktural.

- Amati jika terjadi kebakaran mesin atau masalah mekanis lainnya.

- Pantau kondisi landasan pacu dan cuaca eksternal, serta lengkapi informasi kokpit.

Dalam kejadian langka di mana komunikasi antara kokpit dan awak kabin terganggu, kemampuan pramugari untuk menilai situasi secara visual menjadi lebih penting.

Tirai yang terbuka berfungsi sebagai mata tambahan untuk melihat situasi, memberikan peringatan dini akan masalah yang mungkin memerlukan tindakan segera.

Keselamatan dan aturan penerbangan global

Membiarkan penutup jendela terbuka bukan sekadar anjuran, melainkan bagian dari protokol keselamatan penerbangan internasional yang diamanatkan atau sangat direkomendasikan oleh otoritas regulasi, termasuk, Federal Aviation Administration (FAA), International Civil Aviation Organization (ICAO), European Union Aviation Safety Agency (EASA) dan Civil Aviation Administration of China (CAAC).

Meskipun tidak semua negara memberlakukan aturan ini secara identik, sebagian besar maskapai penerbangan besar, terutama yang tersertifikasi berdasarkan standar Audit Keselamatan Operasional (IOSA) IATA yang diperbarui pada tahun 2025, mewajibkan penutup jendela terbuka selama fase penerbangan kritis ini.


(hsy/hsy)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Resistensi Bisnis Wewangian di Tengah Pelemahan Daya Beli

Next Article Ini Alasan Kenapa Haram Bercanda Bawa Bom Kalau Lagi di Pesawat

Read Entire Article
Photo View |