Akibat Ulah OPEC, Harga Minyak Dunia Bangkit

5 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia mulai bangkit dari keterpurukan usai menyentuh level terendah sejak 2021. Aksi nyata dari OPEC+ yang mempercepat produksi mendorong sentimen pemulihan di pasar, meski kekhawatiran kelebihan pasokan masih membayangi.

Mengacu pada data perdagangan Selasa (6/5/2025), harga minyak Brent kontrak Juli (LCOc1) ditutup menguat di level US$61,12 per barel, naik dari posisi sehari sebelumnya di US$60,23 per barel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) kontrak Juni (CLc1) juga ikut naik menjadi US$57,99 per barel, dari sebelumnya US$57,13.

Pulihnya harga ini menandai pembalikan arah dari pelemahan tajam awal pekan, saat Brent sempat anjlok ke kisaran US$60,18 terendah sejak awal 2021.

Dalam dua pekan terakhir, harga Brent sudah terkoreksi sekitar 8%, dengan titik nadir terjadi pada awal Mei. Namun rebound hari Selasa menjadi sinyal awal bahwa pasar mulai merespons katalis positif.

Katalis utama penguatan harga datang dari pernyataan resmi OPEC+ yang menyatakan akan mengurangi output secara bertahap, menyusul tekanan harga yang terlalu rendah untuk menutupi ongkos produksi negara produsen. Meski beberapa anggota masih mendorong kuota longgar, langkah kolektif untuk menyeimbangkan pasar mulai terlihat.

Meski harga berbalik arah, sentimen pasar belum sepenuhnya pulih. Lonjakan pasokan dari non-OPEC seperti AS dan Brasil serta kekhawatiran pertumbuhan ekonomi global yang lesu membuat prospek jangka menengah masih fluktuatif.

Permintaan musiman juga belum menunjukkan peningkatan signifikan, terutama dari China yang belum keluar dari tekanan deflasi domestik dan permintaan industri yang lemah.

Pelaku pasar akan mencermati laporan mingguan stok minyak AS dari EIA dan data inflasi global yang bisa memengaruhi ekspektasi suku bunga dan nilai tukar dolar, dua faktor penting dalam harga komoditas.

Jika OPEC+ benar-benar memangkas produksi secara nyata dan permintaan kembali naik di paruh kedua tahun, maka harga Brent berpotensi kembali stabil di kisaran US$65-70 per barel.

Namun jika tekanan pasokan dan perlambatan global berlanjut, maka harga bisa kembali menguji level US$58-60, seperti yang terjadi awal pekan ini.

CNBC Indonesia


(emb/emb)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Harga Komoditas Jeblok, Begini Nasib Saham Minyak

Next Article Harga Minyak Melemah, Pasar Tunggu Perkembangan Perang Rusia-Ukraina

Read Entire Article
Photo View |