Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa mikroplastik telah terdeteksi di berbagai bagian tubuh, termasuk paru-paru, hati, ginjal, plasenta, darah, air mani, dan ASI. Lebih para lagi, kadar mikroplastik yang ditemukan di otak jauh lebih tinggi daripada organ atau cairan tubuh lainnya.
Meskipun dampak kesehatan dari mikroplastik masih belum pasti, penelitian menunjukkan bahwa mikroplastik dapat merusak sel, memicu peradangan, mengganggu fungsi organ, dan mengubah respons imun. Paparan terhadap partikel-partikel kecil ini juga dikaitkan dengan peningkatan risiko serangan jantung dan stroke serta beberapa kanker.
Meskipun mikroplastik hampir mustahil untuk dihindari dalam kehidupan sehari-hari, para ahli mengatakan ada beberapa langkah yang dapat Anda ambil untuk membatasi paparannya. Berikut adalah beberapa cara untuk membatasi konsumsi partikel berbahaya ini mengutip New York Post.
1. Hindari minum dari botol air plastik
Dalam sebuah makalah ilmiah baru-baru ini, para dokter merekomendasikan beralih dari air minum kemasan ke air yang telah disaring. Hal ini dapat mengurangi asupan mikroplastik sekitar 90% dari 90.000 menjadi 4.000 partikel setiap tahun.
Paparan mikroplastik dari botol air plastik terjadi ketika partikel terlepas dari permukaan bagian dalam botol dan masuk ke dalam air, terutama ketika botol diremas atau terkena panas.
Para ahli merekomendasikan penggunaan botol air stainless steel yang dapat digunakan kembali dengan air yang disaring untuk mengurangi konsumsi mikroplastik.
2. Pilih teh celup yang tepat
Sebuah studi di Kanada pada 2019 mengungkapkan bahwa menyeduh satu kantong teh plastik pada suhu 95 derajat Celcius bisa melepaskan sekitar 11,6 miliar mikroplastik dan 3,1 miliar nanoplastik ke dalam setiap cangkir.
"Kami pikir jumlahnya banyak jika dibandingkan dengan makanan lain yang mengandung mikroplastik," kata peneliti Nathalie Tufenkji di Universitas McGill di Quebec, kepada New Scientist.
"Garam dapur, yang memiliki kandungan mikroplastik yang relatif tinggi, dilaporkan mengandung sekitar 0,005 mikrogram plastik per gram garam. Secangkir teh mengandung massa plastik ribuan kali lebih besar, yakni 16 mikrogram per cangkir," paparnya.
Untuk menghindari konsekuensi kesehatan yang parah (dengan maksud tertentu) akibat mengonsumsi mikroplastik, para ahli menyarankan untuk membeli teh dalam kantong kertas atau daun teh.
3. Rebus dan saring air keran
Sebuah studi pada 2024 menemukan bahwa merebus air dapat dengan cepat dan efektif membersihkan air minum dari mikroplastik.
Para peneliti menemukan bahwa merebus dan menyaring air keran dapat mengurangi keberadaan mikroplastik dan nanoplastik dalam air hingga hampir 90%.
Adapun cara kerjanya yakni saat suhu air meningkat, kerak kapur atau residu kapur yang tertinggal di ketel air akan mengganggu plastik, menyerapnya, dan mengeluarkannya dari air.
Seiring waktu, kerak itu dapat dibersihkan dengan mudah. Atau, setelah mendidih, air dapat disaring melalui penyaring kopi rumah tangga, misalnya.
4. Jangan gunakan talenan plastik
Penelitian telah menemukan bahwa talenan plastik berpotensi menjadi sumber mikroplastik yang serius dalam makanan manusia. Tim peneliti berteori bahwa mereka yang menggunakan talenan plastik terpapar jutaan partikel plastik akibat benturan pisau yang berulang-ulang.
Mereka memperkirakan bahwa, per tahun, menggunakan talenan polipropilena setara dengan mengonsumsi 49,5 g mikroplastik, sedangkan menggunakan talenan polietilena setara dengan 7,4-50,7 g.
Selain mengurangi paparan mikroplastik, para ahli mengatakan talenan kayu dan logam lebih tahan lama, berkelanjutan, dan lebih mudah dibersihkan.
5. Jangan memanaskan wadah plastik dalam microwave
Penelitian telah menunjukkan bahwa memanaskan wadah makanan plastik dalam microwave dapat melepaskan sejumlah besar partikel plastik - dalam beberapa kasus, lebih dari 2 miliar nanoplastik dan 4 juta mikroplastik per sentimeter persegi wadah dalam waktu 3 menit setelah dipanaskan dalam microwave.
Kantong makanan berbahan dasar polietilena melepaskan lebih banyak partikel daripada wadah plastik berbahan dasar polipropilena.
Peneliti menemukan bahwa pendinginan dan penyimpanan wadah ini pada suhu ruangan selama enam bulan juga dapat melepaskan jutaan hingga miliaran mikroplastik dan nanoplastik.
Rekomendasi untuk membatasi paparan mikroplastik meliputi tidak menyimpan makanan dalam plastik. Sebaiknya, pilihlah wadah kaca atau baja tahan karat sebagai gantinya dan membatasi konsumsi makanan kaleng dan makanan olahan.
(hsy/hsy)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Potensi & Daya Saing Industri Kesehatan RI di Pasar Global
Next Article Warga RI Juara 1 Telan Mikroplastik, Ternyata Ini Sumber Utamanya