Trump Benar-Benar Goyah di Hadapan China, Ini Bukti Terbarunya

3 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah tekanan yang makin kuat dari para pelaku industri otomotif dalam beberapa pekan terakhir, Presiden Amerika Serikat Donald Trump bersiap memberikan kelonggaran tarif terhadap sektor otomotif, khususnya untuk suku cadang mobil. Langkah ini dipandang sebagai kemunduran strategis dalam kebijakan perangnya terhadap perdagangan, sekaligus sinyal bahwa Gedung Putih mulai mempertimbangkan dampak ekonomi dari kebijakan tarif yang agresif.

Berdasarkan laporan dari Financial Times, Kamis (24/4/2025), yang mengutip dua sumber yang mengetahui langsung proses negosiasi, Trump berencana mengecualikan suku cadang mobil dari tarif tinggi yang dikenakan atas impor dari China, yang semula dimaksudkan sebagai bentuk hukuman terhadap peran negara tersebut dalam produksi bahan kimia fentanil.

Suku cadang tersebut juga akan dibebaskan dari tarif atas baja dan aluminium, dalam sebuah skema yang disebut "destacking" atau pelonggaran berlapis dari beban tarif.

Meski demikian, pengecualian ini tidak mencakup seluruh sektor otomotif. Tarif sebesar 25% atas semua mobil yang diproduksi di luar negeri tetap diberlakukan. Selain itu, bea serupa sebesar 25% atas suku cadang mobil juga masih akan diterapkan mulai 3 Mei mendatang.

Keputusan ini muncul setelah para eksekutif otomotif AS meningkatkan tekanan kepada pemerintahan Trump untuk tidak membebani industri secara berlebihan.

Beberapa waktu terakhir, sektor otomotif memang telah dikecualikan dari tarif resiprokal yang diumumkan terhadap mitra dagang besar AS. Namun pelaku industri menilai perlindungan tersebut belum cukup.

"Industri mobil Amerika dan Eropa berada dalam risiko akibat kebijakan perdagangan Trump," ujar John Elkann, Ketua Stellantis, perusahaan otomotif multinasional yang menaungi merek seperti Chrysler, Jeep, dan Peugeot.

Seorang eksekutif senior lainnya menyampaikan kekhawatiran serupa. "Kami sudah meminta kepada pemerintah: jangan terus-menerus menghantam kami dengan tarif ini... karena itu benar-benar membahayakan kesehatan sektor kami," katanya kepada Financial Times.

Langkah pelonggaran ini menjadi pertanda terbaru bahwa Presiden Trump mulai terbuka untuk memberikan pengecualian bagi industri-industri favorit, setelah rencana tarif besar-besaran sebelumnya menyebabkan gejolak besar di pasar global dan menimbulkan kekhawatiran resesi di dalam negeri.

Pada 2 April lalu-yang disebut Trump sebagai "hari pembebasan"-ia mengumumkan tarif resiprokal hingga 50% terhadap hampir seluruh mitra dagang AS. Namun, bea itu kemudian diturunkan menjadi tarif dasar 10% selama 90 hari.

Pemerintah AS juga telah menyatakan bahwa barang-barang elektronik konsumen seperti laptop dan ponsel pintar akan dibebaskan dari tarif resiprokal tersebut, walaupun kemungkinan masih akan dikenai jenis tarif lain pada akhir tahun ini.

Pekan lalu, Trump juga sempat memberi isyarat akan ada "bantuan" khusus untuk sektor otomotif. Ia sebelumnya telah menawarkan ketentuan yang lebih ringan untuk impor mobil dari Meksiko dan Kanada, selama perusahaan memenuhi aturan yang ditetapkan dalam perjanjian dagang USMCA tahun 2020.

Kendaraan dan suku cadang yang sesuai dengan ketentuan USMCA hanya akan dikenai tarif 25% untuk konten non-AS mereka. Negosiasi yang sedang berlangsung, menurut sumber yang mengetahui isi pembahasan, kini difokuskan pada upaya penyederhanaan aturan asal usul komponen kendaraan agar lebih mudah diterapkan.

Sebagai bagian dari respons terhadap dugaan keterlibatan China dalam produksi fentanil, Trump sempat memberlakukan tarif sebesar 20% atas seluruh impor dari negara tersebut. Ia kemudian menambahkan tarif resiprokal tersendiri untuk produk China yang naik hingga 125%.

Meski begitu, suku cadang mobil tidak termasuk dalam daftar tarif resiprokal tersebut, sehingga hanya terkena bea 20% karena isu fentanil, ditambah bea atas kandungan baja dan aluminium, serta tarif kendaraan 25%.


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Balas Trump, China Naikkan Tarif Impor AS Jadi 125%

Next Article Dunia Makin Kacau, China Respons Perang Dagang Jilid II Trump

Read Entire Article
Photo View |