Top! Thailand Beri Rp 1 M ke Korban Banjir, Tanpa Proses Birokrasi

11 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Pusat Operasi Krisis Banjir Darurat (Emergency Flood Crisis Operations Centre/EFCOC) Thailand memutuskan untuk memberikan bantuan kompensasi senilai 2 juta baht (Rp 900.000.000 atau sekitar hampir Rp 1 miliar) bagi keluarga korban meninggal dunia akibat banjir di Songkhla. Bahkan ini dilakukan tanpa memerlukan proses birokrasi atau dokumen.

Keputusan tersebut diumumkan setelah pertemuan di Government House yang dipimpin oleh juru bicara pemerintah dan juru bicara EFCOC, Siripong Angkasakulkiat. Siripong menjelaskan bahwa kompensasi khusus senilai 2 juta baht ini hanya berlaku untuk korban jiwa di Songkhla, yang telah diumumkan sebagai wilayah darurat.

Tak hanya itu, keluarga korban meninggal dunia di provinsi selatan lainnya akan menerima bantuan di bawah peraturan normal dari Departemen Pencegahan dan Mitigasi Bencana (DDPM). Keputusan cepat ini diambil setelah Perdana Menteri Thailand, Anutin Charnvirakul, mengunjungi komunitas yang terdampak banjir di Hat Yai.

Saat mendengarkan langsung keluhan dari warga dan menginstruksikan EFCOC, Anutin mengatakan perlu menghilangkan langkah-langkah birokrasi yang tidak perlu dalam proses pemberian kompensasi. Ia pun memerintahkan DDPM untuk menggunakan peta banjir digital dan catatan pendaftaran rumah tangga online dari Departemen Administrasi Provinsi untuk memverifikasi kelayakan korban, alih-alih meminta korban banjir untuk menyerahkan dokumen fisik.

"Selama dua hari pertama setelah air banjir surut, beberapa kantor lokal masih meminta kartu identitas dan pendaftaran rumah tangga dari korban dan keluarga mereka karena belum menerima instruksi terbaru dari pemerintah pusat," kata Siripong.

Selain kompensasi, pemerintah juga telah memerintahkan lembaga terkait untuk mempercepat perbaikan utilitas penting, termasuk pemulihan layanan air leding. Layanan air leding di Hat Yai diperkirakan akan sepenuhnya pulih pada hari Rabu.

EFCOC juga menginstruksikan lembaga lokal untuk mengintensifkan pengumpulan sampah dan upaya pembersihan jalan agar penduduk dapat kembali ke rumah mereka dalam waktu tujuh hari, dan kota Hat Yai dapat pulih total dalam waktu 14 hari.

Sebelumnya pemerintah pusat Thailand telah mencopot bupati Hat Yai dan memindahkan kepala polisinya. Keduanya dianggap paling bertanggung jawab atas kerusakan dan banyaknya korban yang jatuh. 


"Warga tidak menerima peringatan yang jelas dari pihak berwenang setempat karena hujan deras meningkatkan ketinggian air, membuat banyak orang terjebak di dalam rumah mereka," ujar laporan Reuters.

Bencana banjir pun membuat PM Anutin meminta maaf atas kegagalan negara bagian dalam melindungi masyarakat yang terdampak banjir. Ia berjanji akan melakukan perbaikan

(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
Photo View |