Timur Tengah Memanas Lagi, Israel Bombardir Negara Arab Ini

21 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Serangan udara yang diklaim dilakukan Israel terhadap pelabuhan Hodeida di Yaman pada Selasa (10/6/2025) kembali meningkatkan ketegangan di kawasan Laut Merah, sekaligus mengancam aliran bantuan kemanusiaan bagi jutaan rakyat yang hidup di tengah konflik dan kelaparan.

Serangan ini diumumkan oleh kelompok Houthi, meskipun belum diakui secara resmi oleh pemerintah Israel. Militer Israel hingga kini belum memberikan tanggapan atas laporan serangan tersebut.

Saluran berita satelit milik Houthi, al-Masirah, yang dikutip The Associated Press, melaporkan bahwa serangan tersebut menghantam dermaga pelabuhan di kota Hodeida, namun tidak memberikan rincian lebih lanjut. Hodeida merupakan pelabuhan utama untuk distribusi bantuan makanan dan kemanusiaan ke wilayah-wilayah yang terdampak konflik di Yaman sejak kelompok Houthi merebut ibu kota Sanaa pada 2014.

Sebelum serangan berlangsung, pada Senin (9/6/2025) malam, Israel mengeluarkan peringatan daring yang menyerukan evakuasi dari pelabuhan Ras Isa, Hodeida, dan al-Salif. Dalam peringatan tersebut, Israel menuduh rezim Houthi menggunakan pelabuhan-pelabuhan tersebut untuk "aktivitas terorisme."

Serangan ini terjadi di tengah rangkaian aksi militer dan serangan drone serta rudal yang terus dilakukan oleh kelompok Houthi terhadap Israel dan kapal-kapal komersial maupun militer di kawasan Laut Merah. Serangan-serangan ini diklaim sebagai bagian dari dukungan Houthi terhadap Hamas di Gaza dalam perang yang masih berlangsung antara Hamas dan Israel.

Antara November 2023 hingga Januari 2025, Houthi tercatat telah menarget lebih dari 100 kapal dagang menggunakan rudal dan drone. Dua kapal di antaranya berhasil ditenggelamkan dan empat pelaut dilaporkan tewas. Aksi ini menyebabkan terganggunya jalur perdagangan strategis Laut Merah yang biasanya dilalui oleh barang senilai US$1 triliun setiap tahun.

Setelah itu, kelompok Houthi sempat memberlakukan gencatan senjata sepihak, namun gempuran besar-besaran dari Amerika Serikat pada pertengahan Maret membuat mereka kembali aktif.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump sempat menghentikan serangan terhadap Houthi menjelang kunjungannya ke Timur Tengah, dan menyatakan bahwa para pemberontak telah "menyerah" terhadap tuntutan AS.

Di tengah kondisi tersebut, Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth menulis pernyataan di platform X pada Selasa (10/6/2025), menyebutkan bahwa kapal-kapal Angkatan Laut AS telah beberapa kali berhasil melintasi Laut Merah dan Selat Bab el-Mandeb tanpa gangguan dari Houthi.

"Transit ini terjadi tanpa tantangan dan menunjukkan keberhasilan Operasi ROUGH RIDER serta agenda Perdamaian Melalui Kekuatan dari Presiden," tulis Hegseth, menjelang kehadirannya di Kongres untuk pertama kalinya setelah sebelumnya membagikan informasi militer sensitif terkait kampanye militer Amerika terhadap Houthi di grup obrolan Signal.


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Operasi Darat & Udara Israel Tewaskan 30 Orang di Gaza

Next Article Trump Ngamuk! AS Bombardir Yaman, 31 Tewas-101 Orang Terluka

Read Entire Article
Photo View |