Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas mencatatkan kinerja yang cukup baik sepanjang tahun ini. Bahkan diperkirakan harga emas masih dapat melaju hingga akhir tahun. Banyaknya sentimen positif untuk emas, dapat mendorong kinerja harga emas di sepanjang 2025.
Harga emas di sepanjang 2025 tercatat telah melesat 25,36% hingga akhir perdagangan 30 Mei 2025 di level US$3.289,15 per troy ons.
Diperkirakan harga emas akan kembali lebih volatile pada perdagangan Juni 2025. Terdapat tiga skenario harga emas yang dapat terjadi pada bulan Juni ini, menurut para ahli.
Harga emas bisa stabil
Menurut para ahli, sepanjang bulan Juni, investor emas dapat mengharapkan keadaan tetap stabil di dunia emas. Pertama, pertemuan The Federal Reserve (The Fed) berikutnya tidak akan berlangsung hingga 17 Juni, dan saat itulah bank sentral dapat mengambil langkah untuk menaikkan atau menurunkan suku bunga dana federal. Hal ini dapat memacu atau menekan permintaan emas, tergantung pada langkah yang diambil bank.
"Ini akan menjadi peristiwa penting untuk diperhatikan," menurut Ben Nadelstein, kepala konten di Monetary Metals. "Setiap perubahan arah kebijakan atau bahkan perubahan nada seputar pemotongan suku bunga di masa mendatang dapat menggerakkan pasar emas."
Pada 27 Mei, alat FedWatch milik CME Group memperkirakan kemungkinan perubahan suku bunga hanya 5,6%, jadi tidak mungkin ada dorongan besar ke arah atau menjauhi emas. Setelah pertemuan The Fed, penerapan tarif yang diusulkan dapat memengaruhi harga emas, menurut para ahli.
"Harga emas lebih bereaksi terhadap berita utama dalam beberapa bulan terakhir daripada perubahan substantif terhadap kondisi global," menurut Brett Elliott, direktur konten di pasar logam mulia APMEX.
Harga emas bisa turun
Harga emas juga bisa turun, terutama jika The Fed memilih untuk menaikkan suku bunga pada pertemuannya di bulan Juni, meskipun dirasa tidak mungkin.
"Kenaikan suku bunga dari Federal Reserve tidak mungkin terjadi, tetapi mungkin terjadi jika tarif menyebabkan inflasi meningkat dan pasar tenaga kerja tetap kuat," menurut Elliott. "Pembalikan seperti ini akan mendorong aliran modal dari emas ke obligasi pemerintah."
Kondisi geopolitik yang berubah juga dapat mendorong harga emas turun.
"Jika tarif dan perang dagang diselesaikan secara damai, bank sentral menghentikan pembelian emas mereka, atau pemerintah AS akhirnya menunjukkan sedikit pengendalian fiskal, kita bisa melihat harga emas turun," menurut Elliott.
Tetapi jika harganya benar-benar turun, jangan berharap sesuatu yang substansial. "Pembelian Bank Sentral terus berlanjut dengan kecepatan yang sangat tinggi," menurut James Cordier, CEO dan kepala pedagang di Alternative Options. "Hal ini memberikan dasar yang kuat untuk harga."
Harga emas bisa bangkit kembali
Jika data ekonomi yang dirilis pada bulan Juni mulai menunjukkan pelemahan ekonomi, The Fed bisa saja menurunkan suku bunga. Ini akan menjadi dorongan yang dibutuhkan harga emas untuk terus naik, menurut Cordier.
"Prospek yang lebih lemah akan menyebabkan permintaan suku bunga AS yang lebih rendah, yang pada gilirannya akan memberikan dorongan baru pada permintaan emas karena dolar yang lebih lemah memacu pembelian," ujar Cordier. Selain itu, "setiap peristiwa geopolitik yang secara signifikan meningkatkan risiko" juga dapat menaikkan harga emas.
"Jika negosiasi perdagangan terhenti, ketegangan global memburuk, atau pasar saham terkoreksi dan mendorong ekspektasi suku bunga lebih rendah, maka emas bisa menembus level tertinggi baru," ujar Nadelstein.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(saw/saw)