Suku Bunga The Fed Turun, Harga Minyak Ikut Merosot

2 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia terpantau bergerak tipis pada perdagangan Kamis (18/9/2025) pagi. Refinitiv mencatat, pada pukul 09.50 WIB harga minyak Brent berada di US$67,72 per barel, melemah tipis dari posisi kemarin di US$67,95 per barel. Sementara itu, West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan di level US$63,79 per barel, turun dari US$64,05 per barel sehari sebelumnya.

Pergerakan tipis ini terjadi setelah bank sentral Amerika Serikat (The Fed) memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, sesuai ekspektasi pasar. The Fed juga memberi sinyal akan melanjutkan penurunan bunga hingga akhir tahun, sebuah langkah yang biasanya dianggap dapat mendorong permintaan energi melalui biaya pinjaman yang lebih murah.

Menurut Claudio Galimberti, Chief Economist sekaligus Global Director of Market Analysis Rystad Energy, kebijakan The Fed menunjukkan risiko pelemahan pasar tenaga kerja lebih besar ketimbang inflasi. "Bagi Brent, pemangkasan suku bunga kali ini ditambah dua pemangkasan lain yang diproyeksikan hingga akhir tahun akan menjadi faktor bullish, meski harus berhadapan dengan strategi OPEC+ yang meningkatkan pasokan," ujarnya dikutip Reuters.

Dari sisi pasokan, data Energy Information Administration (EIA) menunjukkan stok minyak mentah AS turun tajam pekan lalu akibat penurunan impor bersih ke rekor terendah dan lonjakan ekspor ke level tertinggi dalam hampir dua tahun. Namun, kenaikan stok distilat sebesar 4 juta barel, jauh di atas perkiraan pasar 1 juta barel, menimbulkan kekhawatiran terkait lemahnya permintaan bahan bakar di konsumen minyak terbesar dunia tersebut.

Secara global, permintaan minyak juga masih mencatat tren kenaikan. JP Morgan memperkirakan konsumsi minyak dunia rata-rata mencapai 104,4 juta barel per hari hingga 17 September, naik 520.000 barel per hari dibandingkan tahun lalu. Namun, bank itu mencatat peningkatan permintaan sepanjang tahun ini hanya 800.000 barel per hari, sedikit di bawah proyeksi awal 830.000 barel per hari.

CNBC Indonesia 


(emb/emb)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Harga Minyak Naik Tipis, Isu Perang Dagang Masih Membayangi

Read Entire Article
Photo View |