Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat kenaikan produksi minyak dan gas siap jual (lifting) dalam negeri meningkat pada Juni 2025 ini.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D Suryodipuro menyampaikan tren produksi migas nasional terus meningkat seiring kemampuan dan keberhasilan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dalam melaksanakan program yang telah disepakati bersama antara SKK Migas dan KKKS.
Pada bulan Mei 2025, lifting minyak Tanah Air tercatat mencapai 580.405 barel per hari (bph) dan meningkat pada Juni 2025 sebesar 583.275 bph. Tingkat produksi tersebut sudah melebihi produksi 2024 yang sebesar 580.142 bph.
Adapun untuk rata-rata pencapaian lifting minyak terhadap target APBN, dalam lima bulan sejak Januari hingga Mei 2025 mencapai sekitar 93,9% dari target APBN 2025 atau meningkat jika dibandingkan dengan capaian tahun 2024 yang sebesar 91,3%.
Adapun, produksi gas juga tercatat terus meningkat sejak dua tahun terakhir dan secara teknis masih bisa ditingkatkan sepanjang salur gas (penyerapan) dari pembeli gas bisa stabil dan meningkat.
Hudi mengatakan, pihaknya dan KKKS terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan produksi migas nasional. Hal ini terlihat dari pelaksanaan program kegiatan sepanjang Januari hingga Mei 2025 yang meningkat dibandingkan realisasi periode yang sama tahun lalu.
Adapun, kegiatan pengeboran sumur pengembangan hingga Mei 2025 telah mencapai 337 sumur atau meningkat 20% dibandingkan Mei 2024 yang sebanyak 281 sumur.
Sedangkan, untuk pekerjaan work over telah mencapai 422 sumur atau meningkat 7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebanyak 394 sumur. Adapun, aktivitas well service telah mencapai 17.140 kegiatan atau mencapai 12% dibandingkan periode yang sama tahun 2024 yang sebanyak 15.301 kegiatan.
Hudi menyebutkan, tantangan yang dihadapi oleh pihaknya saat ini adalah menjaga produksi minyak tetap optimal dengan menekan decline rate dan mendorong penyelesaian proyek-proyek hulu migas.
"Kami bersyukur dengan tren produksi yang mulai naik. Hal ini berkat koordinasi yang tepat serta pelaksanaan program-program yang berdampak langsung pada optimalisasi produksi migas seperti pengeboran sumur pengembangan, well service dan work over. Hasilnya mulai Mei 2025 tren produksi minyak mulai naik", terang Hudi dalam keterangan tertulis, Jumat (20/6/2025).
Selain itu, Hudi menunjukkan proyek Lapangan Migas Forel dan Terubuk yang telah onstream bulan lalu diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto akan memberikan potensi tambahan produksi hingga 20.000 bph.
Ke depan, kata Hudi, akan ada tambahan lagi produksi minyak dari lapangan Banyu Urip dengan potensi tambahan produksi mencapai 30.000 bph.
"Kami sedang fokus pada dua hal untuk meningkatkan produksi dan lifting minyak yaitu merealisasikan program pemboran sumur pengembangan yang akan berkontribusi menahan laju decline rate agar produksi bisa dipertahankan sebaik mungkin. Berikutnya adalah menjaga agar target onstream 15 proyek hulu migas bisa dituntaskan sesuai jadwal", imbuh Hudi.
"Secara teknis jika proyek-proyek bisa selesai dan produksi optimal, maka nanti kita akan memperoleh produksi dan lifting minyak yang di atas target ABPN, mudah-mudahan di bulan Agustus 2025 nanti kabar baik ini bisa terealisasi", tandasnya.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Zaman Berubah, Ini 2 Paradigma Hulu Migas RI Terbaru