FOTO Internasional
Reuters, CNBC Indonesia
20 April 2025 14:23

Ribuan demonstran turun ke jalan di berbagai kota besar di Amerika Serikat pada Sabtu (19/4/2025), termasuk Washington DC, New York City, dan Chicago, untuk memprotes pemerintahan Presiden Donald Trump. Aksi ini menandai hari kedua gelombang demonstrasi nasional sejak Trump kembali menjabat pada Januari lalu. (REUTERS/Caitlin Ochs)

Di luar Gedung Putih, massa membawa spanduk dan meneriakkan "Trump harus pergi sekarang." Dukungan juga disuarakan untuk para migran yang dideportasi, mahasiswa asing yang ditahan, serta universitas-universitas yang pendanaannya terancam akibat kebijakan federal terbaru. (REUTERS/Allison Bailey)

Sementara itu, di New York City, ratusan orang berkumpul di depan Perpustakaan Umum New York sebelum bergerak menyusuri jalanan Manhattan. Mereka membawa poster dan melambaikan bendera Amerika sambil meneriakkan, “Tidak ada rasa takut, tidak ada kebencian, tidak ada ICE di negara bagian kita.” (REUTERS/Caitlin Ochs)

Aksi serupa juga terjadi di Chicago dan puluhan kota lainnya. Para pengunjuk rasa mengecam kebijakan Trump terkait deportasi massal, pemecatan besar-besaran terhadap pegawai pemerintah federal, serta sikapnya dalam konflik Gaza dan Ukraina. (REUTERS/Caitlin Ochs)

Sejak pelantikannya, Trump dan sekutunya termasuk miliarder Elon Musk yang dituduh telah melemahkan institusi pemerintahan. Lebih dari 200.000 pekerja federal telah dipecat, dan sejumlah lembaga penting dikabarkan dibubarkan atau dibekukan. (REUTERS/Allison Bailey)

Kebijakan pemerintah juga menuai kritik tajam dari kelompok hak asasi manusia. Pemerintahan Trump disebut mengancam akan mencabut pendanaan universitas yang mendukung program keberagaman, inisiatif iklim, dan gerakan pro-Palestina. Gelombang protes ini menandai semakin besarnya ketegangan politik di Amerika Serikat sejak awal masa jabatan Trump. (REUTERS/Caitlin Ochs)