RI Jajaki Kerjasama Bangun Pembangkit Nuklir dengan Brasil

13 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjalin kerja sama pengelolaan sumber daya alam dengan Brasil. Mulai dari penggunaan etanol sebagai campuran Bahan Bakar Minyak (BBM) hingga Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa selain kerja sama dalam pengembangan bioetanol, RI dan Brasil juga sepakat untuk menjalin kemungkinan kerja sama pengembangan nuklir. Pasalnya, Brasil mempunyai uranium, dan beberapa operasional PLTN.

"Termasuk di dalamnya adalah dijajaki kemungkinan kerja sama nuklir. Karena mereka juga punya uranium di sana dan beberapa pembangkit mereka juga sudah memakai nuklir," ujar Bahlil ditemui usai Upacara Peringatan Hari Pertambangan Dan Energi ke 80 di Monas, Jakarta, Jumat (24/10/2025).

Sebagaimana diketahui, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral resmi mengesahkan rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2025-2034. Adapun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) menjadi salah satu energi baru yang masuk di dalam RUPTL terbaru tersebut.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Eniya Listiani Dewi mengatakan bahwa proyek PLTN di dalam RUPTL nantinya akan dibangun di dua lokasi, yakni Sumatera dan Kalimantan, masing-masing dengan kapasitas 250 megawatt (MW).

Namun di dalam Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN), pemerintah menargetkan kapasitas nuklir dapat mencapai 35 GW hingga 2060. Adapun apabila menggunakan model land-based diproyeksikan akan mencapai lebih dari 30 unit reaktor.

"Dua-duanya masing-masing 250 MW. Tetapi di dalam RUKN target kita untuk nuklir itu sampai 35 GW. Sampai 2060 ya, 2060 itu 25 GW. Ini kalau model landbase ada sekitar 30 unit lebih membangkit listrik tenaga nuklir. Jadi kalau kita bilang renewable energy, ini nuklir adalah salah satu solusi untuk base load," kata dia dalam acara Human Capital Summit (HCS) 2025, Rabu (4/6/2025).

Eniya membeberkan saat ini pihaknya tengah berkomunikasi dengan Setneg, Kemenpan RB, dan lainnya untuk rencana pembentukan Badan Tenaga Nuklir RI (NEPIO). Karena itu, sumber daya manusia (SDM) dalam pengembangan teknologi nuklir, terutama terkait pengoperasian dan keselamatan perlu segera disiapkan.

"Dan di sini tentu saja kita butuh SDM yang tahu tentang nuklir, tahu bagaimana mengoperasikannya, tahu masalah safety dan bagaimana kalau nanti terjadi sesuatu itu harus kita prediksi. Nah namun sekarang ini semua dunia yang menerapkan PLT nuklir itu semua mengacu kepada standar di IAEA," ujarnya.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bahlil Angkat Mantan Jaksa, Rilke Jeffri Huwae Jadi Dirjen Gakkum ESDM

Read Entire Article
Photo View |