Purbaya Senyum-Senyum, RI Sudah Menang Lawan Malaysia Soal Ini

3 hours ago 5

Jakarta, CNBC Indonesia - Yield atau imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) dengan tenor 10 tahun tengah dalam tren penurunan hingga menembus level terendah sejak September 2021.

Melandainya imbal hasil ini menjadi kabar baik bagi pemerintah, termasuk Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa. Dengan imbal hasil yang melandai maka beban pembayaran bunga utang bisa turun.

Melansir data Refinitiv, pada penutupan perdagangan Senin (14/10/2025), imbal hasil SBN Tenor 10 Tahun ditutup turun hingga 0,39% ke level 6,115% atau turun 2,4 basis poin (bps) dalam sehari.

Level ini sekaligus menjadikan yang terendah dalam periode empat tahun, dan memberikan sinyal bahwa pasar obligasi RI saat ini semakin diminati oleh pelaku pasar atau investor.

Sementara pada perdagangan pagi ini, Selasa (14/10/2025) pukul 10.00 WIB, yield masih bergerak turun di level 6,099% atau turun 1,6 bps

Tren penurunan imbal hasil  SBN tenor 10 tahun dalam beberapa waktu terakhir juga sejalan dengan kembalinya minat investor asing ke pasar obligasi Tanah Air.

Berdasarkan data setelmen Bank Indonesia (BI), pada periode 6-9 Oktober 2025 tercatat terjadi net buy asing sebesar Rp6,43 triliun di pasar SBN. Ini merupakan pembalikan arah setelah tiga pekan berturut-turut sebelumnya didominasi oleh capital outflow.

Secara akumulatif, sepanjang tahun 2025 investor asing telah membukukan aliran dana masuk ke pasar SBN sebesar sekitar Rp77,1 triliun.

Kabar Baik Untuk Pemerintah

Penurunan imbal hasil obligasi pemerintah ini membawa kabar baik bagi pemerintah. Hal ini dikarenakan, Semakin rendah yield maka semakin ringan biaya bunga utang yang harus di bayarkan pemerintah.

Penurunan imbal hasil obligasi pemerintah membawa kabar baik bagi keuangan negara. Pasalnya, semakin rendah yield SBN, maka semakin ringan pula beban bunga utang yang harus dibayarkan pemerintah.

Pemerintah dapat menerbitkan utang baru dengan biaya bunga yang lebih murah. Serta, beban pembayaran bunga dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) bisa ditekan, sehingga memberikan ruang fiskal yang lebih luas.

Berdasarkan laporan APBN Kita edisi Agustus 2025 yang dirilis oleh Kementerian Keuangan, realisasi imbal hasil SBN tenor 10 tahun tercatat sebesar 6,80% (year-to-date/ytd). Sementara untuk periode Agustus, yield SBN 10 tahun tercatat di level 6,28%.

Sementara itu, dari Laporan Pemerintah tentang Pelaksanaan APBN Semester I 2025, realisasi pembayaran bunga utang hingga semester I 2025 telah mencapai 46,5% dari pagu APBN 2025.

Realisasi tersebut meningkat 7,13% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pembayaran bunga utang ini terdiri atas kupon SBN, bunga pinjaman, dan biaya lain yang terkait dengan pengelolaan utang pemerintah.

Secara rinci, realisasi pembayaran bunga utang dalam negeri tercatat sebesar Rp235,15 triliun, naik 7,89% dibandingkan tahun lalu.

Sementara itu, realisasi bunga utang luar negeri justru turun tipis 0,45%, dari Rp22 triliun pada semester I-2024 menjadi Rp21,9 triliun pada semester I-2025. 

Menariknya, posisi yield SBN tenor 10 tahun saat ini berada di 6,115%, jauh lebih rendah dibandingkan realisasi imbal hasil secara year-to-date yang tercatat 6,80% yang dicatat pemerintah per Agustus 2025 . Kondisi ini memberi sinyal positif bahwa ke depan, beban bunga utang pemerintah berpotensi semakin ringan seiring tren penurunan yield yang berlanjut.

Tingginya minat investor terhadap Surat Berharga Negara (SBN) juga tercermin dari hasil lelang sepanjang 2025.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, total penawaran (total bid) dalam setiap lelang SBN dan SBSN cukup konsisten berada di atas target peneribitan pemerintah.

Pada lelang 7 Oktober 2025, misalnya, pemerintah mencatat total penawaran mencapai Rp126,16 triliun atau jauh di atas target, dengan total Rp28 triliun yang diserap pemerintah.

Perbandingan Yield SBN Tenor 10 Tahun Indonesia dengan Negara Peer

Jika dibandingkan dengan negara-negara peers seperti Malaysia, India, Brasil, dan Afrika Selatan, yield Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun Indonesia masih berada di level relatif rendah.

Secara year to date, yield SBN Indonesia tercatat sebesar 6,109%, turun dari 7,010% di awal tahun atau mengalami penurunan sekitar 91 basis poin (bps).

Penurunan ini lebih besar dibandingkan Malaysia yang turun sekitar 35 bps dengan yield saat ini di 3,48%, serta Afrika Selatan yang turun 80 bps menjadi 9,12%, dan India yang turun 27 bps menjadi 6,52%.

Namun, penurunan yield SBN Indonesia masih lebih kecil dibandingkan dengan Brasil, yang mencatat koreksi paling tajam di antara negara peer dengan penurunan sekitar 108 bps, menjadi 14,03% pada periode yang sama.

CNBC INDONESIA RESEARCH 

[email protected]

(evw/evw)

Read Entire Article
Photo View |