Perang Nuklir Makin Dekat, Pakistan: India Harus Tanggung Akibatnya!

3 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Konflik yang memanas antara India dan Pakistan memicu kekhawatiran akan terjadi perang nuklir besar-besaran. Pasalnya, India dan Pakistan sama-sama merupakan negara berkekuatan nuklir.

Hingga kini, India dan Pakistan masih terus baku tembak di wilayah perbatasan Kashmir. Keduanya belum menggunakan senjata nuklir. Namun, serangan bertubi-tubi menimbulkan asumsi perang nuklir bisa segera meledak. Terbaru, militer Pakistan mengklaim pada Sabtu (10/5/2025) pagi bahwa India telah menargetkan tiga pangkalan militer Angkatan Udara Pakistan.

"India telah menyerang dengan rudal. Pangkalan Nur Khan, Pangkalan Murid, dan Pangkalan Shorkot telah menjadi sasaran," kata juru bicara militer Pakistan Ahmed Sharif Chaudhry dalam siaran langsung yang disiarkan oleh televisi pemerintah pada Sabtu (10/5/2025) dinihari waktu setempat, dikutip dari The Guardian.

Tak lama setelah itu, pejabat Pakistan mengonfirmasi bahwa mereka telah memulai serangan balik terhadap India, dengan nama Operasi Bunyan Ul Marsoos.

Chaudhry mengatakan India telah menembakkan 6 rudal balistik dari perbatasan di Punjab. Ia mengklaim sebagian besar rudal berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara Pakistan.

Pangkalan udara Nur Khan di Rawalpindi, tempat markas besar militer berada, berjarak sekitar 10 km dari ibu kota Pakistan, Islamabad. Setelah serangan itu, Pakistan menutup wilayah udaranya.

Serangan pagi buta di Nur Khan di Rawalpindi, daerah padat penduduk, menyebabkan kepanikan massal. Penduduk setempat segera berlarian ke jalan.

"Terjadi ledakan keras yang membangunkan semua orang. Sangat menakutkan, semua orang masih panik," kata seorang penduduk yang tinggal di dekatnya.

Upaya serangan India di Rawalpindi dan pangkalan militer utama lainnya menandai eskalasi paling tajam dalam konfrontasi kedua negara sejauh ini. Situasi yang memanas membuat kedua negara berada dalam situasi paling dekat dengan perang dalam beberapa dekade terakhir.

Eskalasi Perang India Vs Pakistan

Pada Rabu (7/10), rudal India menghantam 9 lokasi di Pakistan dan menewaskan 31 orang. Serangan tersebut merupakan respons India terhadap serangan di Kashmir pada akhir bulan lalu.

Serangan teroris yang menewaskan 25 wisatawan Hindu dan seorang pemandu tersebut diduga melibatkan Pakistan. Tuduhan ini lantas dijadikan dasar oleh India untuk menyerang Pakistan.

Penargetan pangkalan militer Pakistan oleh India terjadi beberapa jam setelah India mengatakan Pakistan telah meluncurkan gelombang serangan drone lainnya di 26 lokasi di negara bagian Punjab dan Kashmir yang dikelola India pada Jumat (9/5). Ledakan terdengar di dekat bandara di Srinagar, kota utama di Kashmir yang dikelola India.

Militer India mengatakan mereka telah mencegat sebagian besar drone tersebut tetapi polisi mengatakan 3 orang di distrik Ferozepur di Punjab yang berbatasan dengan Pakistan, terluka akibat serangan tersebut. Satu orang dalam kondisi kritis.

Sebelumnya pada hari itu, India menuduh Pakistan melancarkan serangan menggunakan hingga 400 drone untuk menargetkan kota-kota, pangkalan militer, dan tempat ibadah di seluruh wilayah utara negara itu pada hari Kamis (8/5).

India mengklaim telah mencegat ratusan drone Pakistan, yang katanya melintasi perbatasan ke wilayah Kashmir yang dikelola India, serta Rajasthan, Punjab, dan Gujarat. Dikatakan bahwa gelombang pertama serangan drone datang pada Kamis (8/5) malam dan gelombang lainnya menghantam menjelang fajar pada Jumat (9/5).

India mengatakan telah melancarkan 4 serangan drone ke Pakistan, yang secara langsung menargetkan infrastruktur pertahanan militer.

Pakistan: India Harus Tanggung Akibatnya

Dalam konferensi pers pada Jumat (9/5), militer India menuduh bahwa serangan drone Pakistan pada Kamis (8/5) menargetkan sebuah gurdwara, tempat ibadah Sikh, yang melukai seorang warga sipil. Pesawat otomatis tersebut juga disebut menargetkan gereja-gereja Kristen.

"Penargetan kuil, gurdwara, biara adalah tindakan yang sangat buruk yang dilakukan Pakistan," kata menteri luar negeri India, Vikram Misri.

Menteri Informasi Pakistan, Attaullah Tarar, membantah serangan drone tersebut dan mengatakan Pakistan tidak melakukan "tindakan ofensif" apa pun di Kashmir India atau di luar perbatasan Pakistan.

Namun, seorang pejabat keamanan Pakistan mengatakan bahwa serangan drone pada Kamis malam (8/5) hanya untuk "memanaskan keadaan" sebelum Pakistan melancarkan serangan balasan penuh. "Ketika kami membalas, semua orang akan tahu," kata mereka.

Pakistan mengatakan bahwa pihaknya menganggap serangan India sebagai "tindakan perang" dan bersumpah untuk membalas.

"Kami tidak akan meredakan ketegangan dengan kerusakan yang dilakukan India di pihak kami. Mereka harus menanggung akibatnya," kata juru bicara militer Pakistan, Ahmed Sharif Chaudhry, dalam jumpa pers.

"Sejauh ini kami telah melindungi diri kami sendiri tetapi mereka akan mendapat jawaban pada waktu yang kami tentukan sendiri," ia menambahkan.

Militer Pakistan memberikan perincian baru tentang serangan pada Rabu (7/5) yang mengklaim Pakistan telah mengerahkan lebih dari 100 pesawat untuk menangkal serangan oleh pesawat-pesawat India. Dikatakan bahwa kedua belah pihak telah terlibat dalam pertempuran udara selama satu jam.

Pakistan mengklaim telah menggunakan senjata buatan China dan pertahanan udara darat untuk membantu menjatuhkan 5 jet tempur India. India belum menanggapi tuduhan bahwa Pakistan yang menembak jatuh pesawat-pesawatnya, tetapi puing-puing dari sedikitnya 3 jet tempur, termasuk dari sedikitnya satu jet Rafale Prancis, terlihat di Kashmir dan Punjab yang dikelola India.


(fab/fab)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Kekuatan Militer India & Pakistan Dibanding RI, Siapa Unggul?

Next Article Tinggal Sejengkal, Ini yang Akan Terjadi jika Perang Dunia 3 Pecah

Read Entire Article
Photo View |