Penemu Candi Borobudur Ternyata Orang Tionghoa, Ini Sosoknya

4 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Kemegahan Candi Borobudur tak selalu mudah ditemukan. Selama berabad-abad, monumen ini tersembunyi di balik tanah dan semak belukar.

Baru pada masa penjajahan Inggris, seorang pejabat kolonial dan keturunan Tionghoa-lah yang menguak kembali keajaiban dunia ini ke permukaan sejarah.

Candi Borobudur kini menjadi salah satu ikon wisata dan spiritual dunia yang setiap perayaan Waisak, ribuan umat Buddha berkumpul di sana untuk memperingati tiga peristiwa suci kehidupan Siddharta Gautama: kelahiran, pencerahan, dan wafatnya Sang Buddha.

Candi yang Hilang di Tengah Waktu

Borobudur dibangun sekitar tahun 750-850 Masehi oleh Dinasti Syailendra dari Kerajaan Mataram Kuno. Namun seiring berjalannya waktu, kerajaan berpindah pusat, bencana alam terjadi, dan candi perlahan ditinggalkan. Berabad-abad lamanya, Borobudur terkubur tanah dan semak belukar hingga nyaris terlupakan.

Baru pada awal abad ke-19, kabar tentang adanya "gunung batu berukir" menarik perhatian Thomas Stamford Raffles, Letnan Gubernur Inggris di Jawa. Informasi itu datang dari Tan Jin Sing, seorang keturunan Tionghoa yang menjabat sebagai Bupati Yogyakarta.

Tan Jin Sing, Informan Awal Penemuan

Sekitar tahun 1813, Tan Jin Sing bertemu Raffles dan memberi informasi bahwa mandornya di Desa Bumisegoro melihat candi besar. Candi besar itu memang sudah ada sejak lama. Namun, warga lokal acuh terhadap keberadaannya, sehingga kondisi candi amat terbengkalai.

Raffles yang menyukai candi-candi kuno menyambut positif informasi dan segera meminta Tan ke lokasi. Tan pun langsung pergi ke lokasi bersama warga lokal yang sering ke daerah candi besar itu. Ternyata, informasi awal soal candi besar terbukti benar. Tan melihat monumen kuno itu ditutupi semak belukar dan tertimbun tanah. Kata warga lokal yang menemani Tan, nama candi itu adalah Borobudur.

"Ditaksir usianya lebih dari 100 tahun," kata Tan, dikutip dari penuturan keturunannya, T.S Werdoyo dalam Tan Jin Sing: Dari Kapiten Cina sampai Bupati Yogyakarta (1990).

Pemugaran Besar-besaran

Laporan Tan Jin Sing membuat Raffles mengirim tim untuk meneliti dan memugar candi. Ia menunjuk insinyur dan arkeolog Belanda, Christian Cornelius, yang sudah berpengalaman memugar berbagai situs di Jawa.

Menurut Tim Hannigan dalam Raffles dan Invasi Inggris ke Jawa (2015), proyek ini melibatkan Tan Jin Sing, Cornelius, dan sekitar 200 pekerja lokal. Mereka menebas semak belukar, menggali lapisan tanah, dan mendokumentasikan setiap relief yang ditemukan. Dalam dua minggu, kemegahan Borobudur mulai tersingkap kembali.

Cornelius langsung menulis detail deskripsi candi tersebut untuk dilaporkan kepada Raffles di Batavia. Dari sinilah, Candi Borobudur yang sempat terbengkalai menjadi perhatian banyak orang sebagai monumen kuno bersejarah.

Raffles, Tan Jin Sing, dan Cornelius memang bukan orang pertama yang secara harfiah menemukan Candi Borobudur. Tapi, merekalah sosok penemu penting yang membuat Borobodur kembali mendapat perhatian, khususnya dari para ahli dan peneliti Eropa, yang membuatnya tak jadi reruntuhan tak dikenal.

Setelah Inggris hengkang dari Jawa pada 1816, pemerintah kolonial Belanda akhirnya ikut andil dalam upaya mengungkap misteri Candi Borobudur. Setelah melalui perjalanan panjang penggalian dan pemugaran, hasilnya kini dapat dinikmati dan disaksikan oleh dunia.


(Fergi Nadira/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Macron Kunjungi Candi Borobudur, Ternyata Penemunya Bukan Warga RI

Read Entire Article
Photo View |