Margin Bunga Masih Tertekan, Ini Sumber Laba Maybank Indonesia (BNII)

4 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia — PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (BNII) mencatatkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik senilai Rp 376,25 miliar. Jumlah ini berbalik dari kerugian sebesar Rp 227,94 miliar pada periode yang sama setahun sebelumnya.

Kendati berhasil membalik rugi menjadi laba pada tiga bulan pertama tahun ini, bisnis utama bank terpantau masih mengalami tekanan. Pendapatan bunga tercatat naik 6,36% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 3,34 triliun sepanjang tiga bulan pertama tahun ini. Sementara itu, beban bunga naik lebih tinggi atau 13,29% yoy menjadi Rp1,50 triliun.

Alhasil pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) hanya naik 1,27% yoy menjadi Rp1,5 triliun. Margin bunga bersih (Net Interest Margin/NIM) pun terkoreksi secara yoy sebesar 20 basis poin menjadi 4,3%.

Kendati demikian, pendapatan non-bunga (fee-based income) meningkat sebesar 54,3% menjadi Rp 571 miliar, ditopang oleh pendapatan biaya (fee) dari global market (GM) yang naik 309,5% yoy menjadi Rp107 miliar. Pendapatan biaya (fee) dari layanan selain GM juga naik 10,2% yoy menjadi Rp464 miliar.

Perolehan bank milik Maybank asal Malaysia itu juga mencatatkan keuntungan dari peningkatan nilai wajar aset keuangan sebesar Rp319,81 miliar sepanjang tiga bulan pertama tahun ini. Itu berbalik dari tahun lalu yang merupakan kerugian sebesar Rp397,04 miliar.

Selain itu, beban kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) mengalami koreksi dalam pada tiga bulan pertama tahun ini dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Maybank melaporkan beban impairment Rp 237,48 miliar per Maret 2025, turun 72,73% yoy. 

Sementara itu, total kredit yang disalurkan mencapai Rp122,21 triliun pada Maret 2025, turun tipis dibandingkan sebesar Rp122,28 triliun pada Maret 2024.

Kualitas kredit membaik dengan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross dan net masing-masing turun menjadi 2,35% dan 1,49%.

Pada pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) mengalami penurunan sebesar 4,9% yoy menjadi Rp111,50 triliun sehubungan dengan pengelolaan biaya dana. Giro tumbuh 6,3%, sedangkan Tabungan turun 5,2%. Meski demikian, CASA tercatat naik 1,6%. Rasio CASA juga meningkat menjadi 53,0% pada Maret 2025 dari 49,7% pada Maret 2024.

Lantas, rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) mengetat menjadi 104,51%, dari setahun sebelumnya 100,35%. Total aset Bank meningkat 6,8% menjadi Rp189,81 triliun.


(mkh/mkh)

Saksikan video di bawah ini:

Video: APBN Tekor Rp 104 Triliun di Akhir Maret 2025

Read Entire Article
Photo View |