Jakarta, CNBC Indonesia - Penipuan untuk menguras rekening m-banking kerap terjadi. Para pelaku vishing menggunakan berbagai cara dan modus untuk bisa menipu para korbannya.
Sebagai informasi, vishing atau voice phising yang digunakan untuk memancing korban menyerahkan akses atau informasi untuk membajak HP atau aplikasi mobile.
Korban akan diminta mengklik link atau download file yang telah ditanamkan malware sebelumnya untuk disebarkan ke ponsel.
Setidaknya ada beberapa jenis modus yang kerap digunakan para pelaku vishing. Termasuk mengaku dari pihak pemerintah untuk meyakini korbannya.
Berikut tanda-tanda yang perlu diwaspadai:
1. Mengaku dari pemerintah atau perusahaan besar
Anda perlu waspada jika menerima telepon yang mengaku dari pemerintah atau perusahaan besar. Ini dilakukan penipu untuk mengintimidasi para korbannya.
2. Menawarkan kesepakatan atau hadiah
Tawaran hadiah memang cukup menggiurkan. Namun jangan langsung percaya jika ada yang menawarkan. Jika tidak mengikuti undian tertentu namun Anda disebut memenangkannya bisa jadi itu adalah penipuan.
3. Tidak tahu nama Anda
Petugas dari berbagai layanan seharusnya mengetahui data diri penggunanya. Waspadai jika menerima telepon menggunakan sapaan umum namun tak mengetahui nama orang yang dihubungi.
4. Penipu mengklaim ada utang yang belum dibayar
Ciri lainnya adalah pelaku akan mengklaim korban memiliki utang dan mengancam akan memberikan denda atau memasukkan ke penjara. Jangan ragu tutup telepon dan hubungi perusahaan untuk mengetahui kebenaran ancaman tersebut.
5. Meminta informasi sensitif
Jangan memberikan data pribadi, seperti nomor KTP atau nomor kartu kredit kepada siapapun dan untuk alasan apapun.
6. Perangkat terinfeksi malware
Jenis modus lainnya adalah korban diberitahu bahwa perangkat yang digunakan terinfeksi malware atau virus. Jangan install apapun yang diminta, termasuk perangkat lunak akses jarak jauh seperti AnyDesk atau TeamViewer.
7. Meminta informasi pribadi yang seharusnya sudah diketahui
Tanda lain yang perlu diwaspadai adalah meminta informasi pribadi yang harusnya diketahui. Karena perusahaan seperti layanan asuransi harusnya sudah memiliki informasi soal nomor klaim atau sekolah tahu nama anak dari orang tua yang dihubungi.
8. Ada jeda saat menjawab telepon
Biasanya penipu akan menggunakan teknologi panggilan otomatis untuk terhubung dengan para korbannya.
(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Jurus Dompet Digital Lawan Penipuan Yang Kuras Duit Nasabah
Next Article Jangan Balas Chat Ini di iPhone, Awas Modus Penipuan Baru!