Manusia Rp3.000 Triliun Jilat Presiden Habis-habisan

3 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - CEO Nvidia Jensen Huang menjadikan konferensi tahunan kecerdasan buatan (AI) perusahaannya sebagai panggung untuk memuji Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Dalam pidato utamanya di Walter E. Washington Convention Center, Huang menyebut Trump berperan besar dalam memperkuat sektor teknologi AS dan mendorong kebangkitan industri manufaktur.

Manusia dengan harta kekayaan mencapai US$179,6 miliar atau nyaris Rp3.000 triliun itu menambahkan, tanpa langkah kebijakan tersebut, Amerika Serikat bisa saja tertinggal dalam perlombaan AI.

"Jika hal itu tidak terjadi, kita bisa berada dalam situasi yang buruk. Saya ingin berterima kasih kepada Presiden Trump," kata Huang, dikutip dari Politico, Rabu (29/10/2025).

Nvidia sendiri diketahui sebagai salah satu perusahaan yang paling diuntungkan oleh kebijakan pemerintahan Trump. Berkat dorongan besar pada pengembangan AI dan energi, Nvidia tahun lalu tumbuh menjadi perusahaan dengan valuasi US$4 triliun.

Selain itu, perusahaan asal California ini juga memenangi izin untuk menjual chip berdaya tinggi ke China, dengan kesepakatan berbagi sebagian pendapatan dengan pemerintah AS. Namun, hingga kini Nvidia belum melanjutkan kembali bisnisnya di Negeri Tirai Bambu.

Pidato Huang kali ini terbilang berbeda dari biasanya. Jika dalam konferensi Nvidia sebelumnya ia banyak menyoroti kemajuan teknologi chip dan inovasi AI, kali ini Huang justru menonjolkan peran politik dan kebijakan Gedung Putih.

Selama setahun terakhir, Huang diketahui aktif menjalin kedekatan dengan pemerintahan Trump. Ia menghadiri jamuan makan malam di Mar-a-Lago yang tarifnya mencapai US$1 juta per kepala, serta ikut mendampingi Trump dalam kunjungan kenegaraan ke kawasan Teluk dan Inggris, tempat presiden mengumumkan kesepakatan teknologi bernilai miliaran dolar.

Bahkan, ia menutup pidatonya dengan slogan kampanye Trump.

"Terima kasih atas pengabdian Anda semua dalam membuat Amerika hebat kembali," ujar Huang kepada para peserta.

Nvidia tercatat sebagai salah satu dari puluhan perusahaan yang ikut mendanai pembangunan ballroom Gedung Putih, proyek yang sempat menuai kontroversi. Menanggapi hal itu, Huang menyebut kontribusinya sebagai bentuk kebanggaan.

"Saya sangat bangga bisa berkontribusi, meskipun kecil, untuk sesuatu yang akan menjadi monumen bersejarah nasional," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Huang mengumumkan kemitraan baru antara Nvidia dan Departemen Energi AS untuk membangun tujuh superkomputer baru. Proyek ini, menurut Huang, juga merupakan hasil dukungan Presiden Trump terhadap sektor teknologi dan riset ilmiah.

Sebagai bagian dari kesepakatan tersebut, Nvidia bekerja sama dengan Oracle untuk membangun superkomputer AI terbesar milik pemerintah AS di Argonne National Laboratory.

Sistem bernama Solstice itu akan dijalankan menggunakan 100.000 chip NVIDIA Blackwel, jumlah tertinggi dalam sejarah.

Chip Blackwell disebut-sebut sebagai produk paling mutakhir Nvidia sekaligus chip pertama yang sepenuhnya dibuat di Amerika Serikat.

Huang menilai pencapaian itu sebagai kemenangan bagi agenda nasional Trump di bidang AI.


(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Manusia Rp 2.318 Triliun Ketemu Trump Sebelum ke China, Apple KO

Read Entire Article
Photo View |