Liburan Usai, Bersiaplah Menghadapi Badai

6 hours ago 3
  • Pasar keuangan Indonesia menghadapi hari berat di awal perdagangan setelah libur panjang
  • Bursa global masih ambruk tetapi kepanikan Wall Street mulai reda
  • Kebijakan tarif Trump akan menjadi sentimen terbesar market hari ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia akan dibuka kembali pada hari ini, Selasa (8/4/2025) setelah libur panjang. Bursa saham, pasar mata uang hingga obligasi diperkirakan akan menghadapi tekanan sangat berat hari ini.

Pasar keuangan Indonesia ditutup kompak positif pada perdagangan terakhir sebelum libur Lebaran Idul Fitri, Kamis (27/03/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami apresiasi, dan Surat Berharga Negara (SBN) tampak diburu investor.

Pasar keuangan domestik hari ini (08/04/2025) akan bergerak sangat volatil bagi IHSG, rupiah, maupun SBN setelah libur panjang dan sentimen yang cukup negatif disepanjang pekan lalu.  Kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump akan menjadi sentimen utama hari ini. Selengkapnya mengenai proyeksi dan sentimen pasar pekan ini bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini.

Pada penutupan perdagangan terakhir (27/03/2025), IHSG ditutup menguat 0,59% ke level 6.510. Hal ini terjadi setelah pada sesi pertama sempat dibuka dan berada di zona merah.

Nilai transaksi indeks pada Kamis atau hari terakhir perdagangan mencapai sekitar Rp11,02 triliun dengan melibatkan 14,11 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 0,94 juta kali. Sebanyak 359 saham menguat, 230 saham melemah, dan 206 saham stagnan.

Investor asing juga tampak inflow dari pasar saham Indonesia sebesar Rp623,46 miliar (all market) dengan rincian net buy sebesar Rp517,83 miliar di pasar reguler dan Rp105,63 miliar di pasar negosiasi dan tunai.

Secara sektoral, sembilan dari 11 sektor berada di zona hijau, dengan penguatan tertinggi terjadi pada sektor properti yakni 1,75%, kemudian industrial yang menanjak 1,35%, dan basic industry yang menguat 0,72%.

Sedangkan sektor infrastructure dan transportation masing-masing melemah sebesar 0,93% dan 0,16%.

Kinerja IHSG sebelum libur Lebaran tampaknya masih melanjutkan sisa-sisa tenaga reli perdagangan dua hari sebelumnya yang juga menguat. Pasar saham dalam negeri pada 25-26 Maret 2025 berpesta dengan kenaikan masing-masing 1,21% dan 3,8%.

Hal ini seiring dengan kembalinya dana asing masuk ke pasar modal Tanah Air. Tercatat pada 25 Maret 2025, asing net buy senilai Rp 214 miliar dan net foreign buy mencapai Rp 2,58 triliun pada 26 Maret 2025.

Saham perbankan, khususnya BUMN menjadi buruan para investor. Sebagaimana diberitakan, emiten bank BUMN melakukan pengumuman besaran dividen dari laba tahun buku 2024 dalam tiga hari terakhir.

Sementara dari pasar mata uang, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Kamis (27/3/2025) ditutup pada posisi Rp16.555/US$, rupiah atau menguat 0,12%. Apresiasi pada rupiah hari ini selaras dengan penutupan perdagangan sebelumnya (26/3/2025) yang menguat 0,09%.

Penguatan rupiah terjadi di tengah ketidakpastian kembali mencuat ke publik usai Presiden AS, Donald Trump mengumumkan penerapan tarif sebesar 25% untuk impor mobil yang tidak diproduksi di AS.

Namun demikian, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan upaya pemerintah untuk mengantisipasi nilai mata uang rupiah terus melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Salah satu yang didorong adalah kinerja perdagangan luar negeri, yakni ekspor.

"Tentu ekspor harus terus jalan, kemudian deregulasi (sesuai) arahan bapak presiden, dan perizinan dipermudah sehingga impor - ekspor lebih lancar," kata Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (26/3/2025).

Airlangga menjelaskan pasar valuta asing memang biasa berfluktuatif. Namun, menurutnya, fundamental ekonomi indonesia cukup kuat baik jangka menengah hingga panjang.

Selanjutnya, beralih pada imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) yang bertenor 10 tahun terpantau turun 1,73% ke level 6,98%.

Posisi imbal hasil ini merupakan yang terendah sejak 13 Maret 2025.

Perlu diketahui, hubungan yield dan harga pada SBN ini berbanding terbalik, artinya ketika yield turun berarti harga obligasi naik, hal ini bahwa investor tampak melakukan aksi pembelian.

Aksi net foreign buy juga tercatat oleh Bank Indonesia (BI) untuk data transaksi 24-26 Maret 2025.

Investor asing tercatat beli neto sebesar Rp1,93 triliun, terdiri dari beli neto sebesar Rp2,63 triliun di pasar saham, serta jual neto sebesar Rp0,51 triliun di pasar SBN, dan Rp0,19 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Selama 2025, berdasarkan data setelmen sampai dengan 26 Maret 2025, investor asing tercatat jual neto sebesar Rp32,02 triliun di pasar saham, serta beli neto sebesar Rp16,08 triliun di pasar SBN dan Rp10,98 triliun di SRBI.

Pages

Read Entire Article
Photo View |