Kurangi Impor Emas Antam, Begini Upaya Kantor Bahlil

3 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia tengah berupaya mengurangi ketergantungan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) terhadap impor emas batangan dalam jumlah besar.

Hal ini terutama karena terjadinya gangguan pasokan di sektor hulu akibat dihentikannya operasional tambang Grasberg Block Cave (GBC) PT Freeport Indonesia (PTFI) setelah insiden longsoran material basah pada 8 September 2025 lalu.

Berhentinya operasional tambang PTFI akan berdampak pada pasokan konsentrat tembaga untuk pabrik tembaga dan emas di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial & Ports Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur. Akibatnya, produksi katoda tembaga dan emas batangan dari PTFI ini pun akan berhenti.

Padahal, emas dari pabrik PTFI ini merupakan salah satu upaya menekan impor emas batangan yang selama ini dilakukan Antam.

Bahlil membeberkan bahwa pihaknya bersama Direktur Jenderal Minerba Kementerian ESDM tengah membahas dan melakukan kajian untuk menentukan langkah-langkah yang perlu ditempuh guna mengoptimalkan kebutuhan emas di PT Aneka Tambang Tbk (Antam).

"Apa yang akan dilakukan? Ke depan kita lagi membahas, meng-exercise dengan Dirjen Minerba, langkah-langkah apa yang harus dilakukan untuk kemudian bisa mengoptimalkan kebutuhan daripada Antam terhadap emas itu sendiri," kata Bahlil di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (14/10/2025).

Seperti diketahui, PT Aneka Tambang Tbk pada November 2024 lalu resmi menandatangani perjanjian jual beli emas sebanyak 30 ton emas batangan dengan PT Freeport Indonesia. Pasokan emas batangan ini berasal dari pabrik emas Precious Metal Refinery (PMR) PTFI di Gresik, Jawa Timur.

Langkah ini diperkirakan akan menghemat devisa negara hingga ratusan triliun rupiah. Adapun kontrak jual beli emas Freeport dengan Antam ini berlangsung selama lima tahun senilai US$ 12,5 miliar atau Rp 200 triliun.

Pasokan emas dari pabrik emas batangan PTFI ini merupakan salah satu upaya perusahaan untuk menekan impor emas.

Pasalnya, selama ini perusahaan mengimpor emas hingga puluhan ton per tahun.

Curhatan Bos Antam

Direktur Utama Antam Achmad Ardianto sempat mengungkapkan, permintaan emas dari masyarakat kini sudah mencapai lebih dari 40 ton per tahun. Dia menyebut, pada tahun 2024 lalu permintaan emas mencapai 43 ton per tahun, dan pada 2025 ini diperkirakan naik menjadi 45 ton per tahun.

Sementara produksi emas dari tambang Antam hanya 1 ton per tahun. Achmad sempat menuturkan, pasokan emas dari pabrik PTFI ini diperkirakan akan mencapai 9 ton hingga akhir 2025.

Oleh karena itu, menurutnya perusahaan masih memiliki sejumlah tantangan untuk memenuhi permintaan emas masyarakat. Tak ayal, perusahaan pun mengimpor emas dalam jumlah besar.

"Persoalannya adalah tambang milik Antam yang saat ini satu-satunya ada di Pongkor itu produksinya cuma 1 ton setahun Pak. Cuma 1 ton setahun, jadi emas yang dihasilkan oleh Antam, ditambang oleh Antam itu cuma 1 ton setahun. Sementara kebutuhan masyarakat tahun lalu 43 ton," jelas Achmad dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI, Senin (29/9/2025).

Menurut dia, guna memenuhi kebutuhan emas selama ini Antam memiliki standar tersendiri dengan mengutamakan pasokan dari dalam negeri. Salah satunya melalui mekanisme buyback, emas milik masyarakat yang sebelumnya dibeli kemudian dijual kembali.

"Itu menjadi sumber bagi kami untuk dicetak dengan versi yang baru. Itu cuma 2,5 ton satu tahun dapatnya, jadi kita masih shortage banyak," katanya.

Selain itu, Antam juga mendapat pasokan emas melalui mekanisme pembelian langsung dari perusahaan tambang lain. Namun demikian, tidak ada regulasi yang mewajibkan penambang menjual emas ke Antam, sehingga perusahaan tambang emas dalam negeri bisa mengekspor emas hasil tambangnya.

"Nah soalnya adalah tidak ada aturan yang mewajibkan mereka untuk menjual ke Antam. Jadi menjadi fleksibilitas bagi perusahaan tambang di Indonesia untuk menjualnya di dalam negeri ataupun mengekspor," ujarnya.

Kondisi ini lantas membuat proses pasokan emas ke Antam harus melalui mekanisme tawar menawar. Terlebih, perusahaan tambang kebanyakan lebih memilih opsi ekspor emas dibanding menjualnya ke Antam karena adanya beban pajak.

Selain itu, perusahaan tambang yang menjual emasnya ke Antam biasanya mereka juga meminta agar peraknya juga dibeli oleh Antam. Pasalnya, sulit bagi mereka untuk menjual peraknya saja apabila emasnya sudah diambil Antam.

"Dengan bundling ini ada pajak juga Pak yang muncul di situ PPN 13% yang itu berat bagi mereka dan bagi Antam juga tentunya," katanya.

"Nah oleh karena tidak ada kepastian ketersediaan di dalam negeri Pak, berarti tidak ada kewajiban bagi perusahaan tambang yang menambang di Indonesia untuk menjual ke Antam. Dan B to B-nya tidak selalu menguntungkan bagi perusahaan tersebut untuk menjual kepada Antam emasnya saja, maka Antam masuk ke porsi ketiga Pak. Jadi buyback, kemudian local sourcing, kemudian yang ketiga adalah membeli sourcing emas dari luar negeri. Impor emas Pak judulnya Pak," tuturnya.

"Dari mana Antam mengimpornya? Dari semua perusahaan ataupun lembaga yang terafiliasi dengan LBMA. Jadi kita tidak asal Pak mengimpor dari selalu perusahaan-perusahaan terafiliasi. Ada tiga Pak, bullion bank, refinery, maupun trader," ujarnya.

Dia pun menyebut Antam tidak pernah mengeskpor emas. Ekspor emas dilakukan oleh perusahaan-perusahaan tambang emas lainnya.

"Nah inilah yang kemudian terasosiasikan bahwa seakan-akan kita mengekspor emas padahal Antam tidak pernah mengekspor emas kita Pak. Jadi yang mengekspor emas itu adalah perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia," ujarnya.

"Nah kita membeli dari bullion bank maupun refinery maupun bullion trader yang ada di Singapura maupun Australia. Dengan harga apa? Dengan harga pasar Pak. Jadi semuanya itu sebenarnya transparan dan bisa dilacak," jelasnya.

"Lalu kenapa Antam impor? Ya judulnya terpaksa Pak. Karena kebutuhan masyarakat besar sementara sumber tidak ada," tandasnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Wow! Freeport Sudah Produksi 10 Ton Emas Batangan di RI

Read Entire Article
Photo View |