Kupas Tuntas Peluang Pengembangan Bioetanol Demi Swasembada Energi

6 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Prabowo Subianto memiliki visi untuk menjadikan Indonesia mandiri energi melalui Swasembada Energi. Salah satu caranya menggencarkan Bahan Bakar Nabati (BBN), baik dari bahan baku kelapa sawit untuk biodiesel, maupun tebu, sorgum, singkong dan lainnya untuk bioetanol, sebagai pencampuran bensin.

Berbeda dengan program biodiesel yang menunjukkan kemajuan signifikan, di mana per awal Januari 2025 ini memasuki mandatori 40% atau biasa dikenal dengan B40, program bioetanol masih jauh dari kata "maju". Pasalnya, hingga saat ini pemerintah juga belum menetapkan mandatori nasional untuk pencampuran bioetanol.

PT Pertamina (Persero) pun sudah berinisiasi untuk menjual bensin dengan campuran nabati, yakni molase tebu, dengan merek Pertamax Green 95 (campuran etanol 5%/ E5). Namun ini masih berupa keputusan korporasi, belum menjadi mandatori nasional.

Sementara untuk menggencarkan program bioetanol, perlu koordinasi dan kesepakatan lintas kementerian/lembaga. Terlebih, ini akan bersinggungan dengan sumber pangan maupun bahan baku yang masih terbatas.

Padahal, bukan tanpa alasan pemerintah ingin menggencarkan program bioetanol ini. Bila program bioetanol ini semakin masif, nilai tambah untuk negeri ini juga akan semakin meningkat, khususnya dari sisi komoditas pertanian/perkebunan, selain tentunya akan berdampak pada pengurangan impor Bahan Bakar Minyak (BBM) dan mengurangi emisi karbon.

Bahkan, pemerintah juga sudah memasukkan program bioetanol dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) 2025-2029. Salah satu PSN di era Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yaitu bioetanol berbasis tebu di Sumatera Utara, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Papua Selatan. PSN ini dikoordinasikan oleh Kementerian ESDM.

Lantas, apa saja kendala utama dari pengembangan bioetanol di dalam negeri? Insentif apa saja yang dibutuhkan pelaku usaha agar program ini berjalan lancar ke depannya? Serta bagaimana rencana peta jalan pemerintah untuk pengembangan bioetanol ini?

Untuk menjawab sederet pertanyaan itu, CNBC Indonesia menggelar Coffee Morning CNBC Indonesia bertajuk "Menanti Insentif Bioetanol Demi Swasembada Energi".

Melalui acara ini diharapkan akan terwujud diskusi konstruktif dan antarpemangku kepentingan bisa saling berkolaborasi dan memberikan rekomendasi konkret untuk mengoptimalkan pengembangan industri bioetanol di dalam negeri.

Pantau terus cnbcindonesia.com dan CNBC Indonesia TV untuk update informasi seputar ekonomi dan bisnis.


(rah/rah)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Langkah Strategis Menuju Swasembada Aluminium

Next Article Tok! Harga Indeks BBM Tebu Bioetanol di Desember Resmi Turun

Read Entire Article
Photo View |