Kredit Motor Masih Ngebut Meski Daya Beli Turun,Ini Alasannya

3 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Pembiayaan kendaraan roda dua terus bertumbuh di tengah lesunya daya beli. Ternyata, terdapat beberapa alasan di balik fenomena tersebut.

Emiten multifinance Grup Astra PT Federal International Finance (FIF Group) mencatat telah menyalurkan pembiayaan roda dua sebesar Rp22,8 triliun di semester I 2025. Angka ni mendominasi total pembiayaan industri yang tercatat sebesar Rp58,3 triliun.

Direktur FIFGroup Daniel Hartono mengatakan, terdapat tiga sentimen yang mendorong penyaluran kredit motor di masyarakat. Diantaranya, kebutuhan untuk mobilisasi kerja, mengantar anak sekolah, dan untuk pergi ke minimarket.

"Jadi matching bahwa motor ini buat semua kalangan ini masuk. Pertumbuhan daya beli memang kurang baik, tapi alternatif mobilitas itu tetap diperlukan," ungkap Daniel dalam Astra Media Day, di Jakarta, Selasa, (23/9/2025).

Selain itu, FIF Group juga melihat persebaran wilayah penyaluran pembiayaan motor semakin bergeser ke luar Pulau Jawa. Kendaraan ini dibutuhkan untuk melayani kebutuhan penunjang kegiatan pertambangan, perkebunan hingga pertanian.

"Banyak (nasabah) yang di pelosok itu banyak yang infrastrukturnya belum berkembang, hingga mobilitasnya susah. Itu yang membuat demandnya bertumbuh," ujarnya.

Melihat peluang ini, FIF Group membidik target pembiayaan untuk tumbuh 4,7% di angka Rp49,6 tirliun di tahun 2025. Hal ini sejalan dengan target pertumbuhan OJK dan penjualan kendaraan bermotor Honda.

Secara keseluruhan, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK Agusman mengatakan, penyaluran pembiayaan pada objek kendaraan bermotor sebesar Rp404,94 triliun pada Juli 2025.

"Hal ini mengalami peningkatan sebesar 0,21% yoy dan terkontraksi sebesar -0,03% mtm," ungkap Agusman dalam jawaban tertulis, dikutip Selasa, (9/9/2025).

Lebih rinci, pembiayaan roda dua baru tercatat sebesar Rp86,83 triliun, tumbuh sebesar 2,35% yoy dan 1,12% mtm. Sementara roda dua bekas tercatat sebesar Rp24,63 triliun, tumbuh sebesar 11,83% yoy dan 1,07% mtm.

Meski roda dua positif, pembiayaan di roda empat baru sebesar Rp145,59 triliun, kontraksi sebesar -4,05% yoy dan -0,35% mtm. Selain itu roda empat bekas sebesar Rp91,08 triliun, tumbuh sebesar 4,72% yoy dan terkontraksi sebesar -1,13% mtm.

Dari segmen mobil pengangkutan, piutang pembiayaannya tercatat sebesar Rp56,81 triliun. Angka ini terkontraksi sebesar -2,91% yoy dan meningkat 0,35% mtm.


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Daya Beli Melemah, Bos Raksasa Ritel Sebut Orang Kaya Tahan Belanja

Read Entire Article
Photo View |