Kapel Sistina Dipilih Jadi Tempat Konklaf Paus Baru, Ini Alasannya

3 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Vatikan bersiap menyambut ritual penting dan akbar untuk memilih Paus baru. Tradisi konklaf untuk memilih Paus baru akan digelar di Kapel  Sistine mulai Kamis, (7/5/2025)

Konklaf adalah pertemuan tertutup yang biasanya merujuk pada rapat rahasia para kardinal Gereja Katolik untuk memilih Paus yang baru. Kata ini berasal dari bahasa Latin "conclavis", yang berarti "ruang terkunci".

Paus baru akan dipilih untuk menggantikan Paus Fransiskus.

Dengan kepergiannya, Gereja Katolik memasuki masa sede vacante, periode kekosongan Takhta Suci. Kardinal Kevin Farrell, Camerlengo asal Irlandia, kini memegang kendali administratif Vatikan hingga terpilihnya Paus baru. Konklaf, pertemuan tertutup para kardinal untuk memilih Paus baru, dijadwalkan berlangsung pada 6 Mei 2025 di Gereja Sistina.

Orang-orang mengunjungi Kapel Sistina pada hari pembukaan kembali setelah ditutup selama berminggu-minggu, seiring pelonggaran pembatasan terkait penyakit virus korona (COVID-19), di Vatikan, 3 Mei 2021. (REUTERS/Remo Casilli)Foto: Orang-orang mengunjungi Kapel Sistina pada hari pembukaan kembali setelah ditutup selama berminggu-minggu, seiring pelonggaran pembatasan terkait penyakit virus korona (COVID-19), di Vatikan, 3 Mei 2021. (REUTERS/Remo Casilli)
Orang-orang mengunjungi Kapel Sistina pada hari pembukaan kembali setelah ditutup selama berminggu-minggu, seiring pelonggaran pembatasan terkait penyakit virus korona (COVID-19), di Vatikan, 3 Mei 2021. (REUTERS/Remo Casilli)

Gereja Sistina, atau dalam bahasa Italia Cappella Sistina, terletak di kompleks Istana Apostolik di Kota Vatikan dan merupakan salah satu bangunan paling terkenal di dunia. Dengan seni dan arsitektur yang memukau, gereja ini telah menjadi simbol penting dalam sejarah keagamaan dan budaya dunia.

Dibangun pada akhir abad ke-15, Gereja Sistina tidak hanya memiliki peran besar dalam kehidupan Gereja Katolik, tetapi juga memainkan peran penting dalam sejarah seni Renaissance, berkat lukisan-lukisan besar yang menghiasi dindingnya. Sejarah gereja ini mencakup berbagai tahap, mulai dari pembangunan awal, karya seni monumental, hingga peranannya dalam tradisi dan upacara kepausan.

Pembangunan dan Desain Awal

Gereja Sistina, yang dibangun pada tahun 1473 atas perintah Paus Sixtus IV, awalnya dimaksudkan untuk menggantikan Cappella Magna dan menjadi tempat ibadah utama di kompleks Vatikan. Dirancang oleh Giovanni dei Dolci, kapel ini berbentuk persegi panjang dan berfungsi sebagai pusat liturgi Gereja Katolik.

Gereja ini terkenal karena karya seni monumental di dalamnya, terutama langit-langit karya Michelangelo yang dilukis antara 1508-1512 atas perintah Paus Julius II. Lukisan ini menggambarkan kisah penciptaan dari Kitab Kejadian, termasuk adegan ikonik "Penciptaan Adam." Kemudian, antara 1536-1541, Michelangelo juga melukis "Penghakiman Terakhir" di dinding altar, menggambarkan Kristus yang menghakimi umat manusia.

FILE - In this photo from files taken on April 18, 2005 and released by the Vatican paper L'Osservatore Romano, Cardinals walk in procession to the Sistine Chapel at the Vatican, at the beginning of the conclave. (Osservatore Romano via AP, File)Foto: AP/Uncredited
FILE - In this photo from files taken on April 18, 2005 and released by the Vatican paper L'Osservatore Romano, Cardinals walk in procession to the Sistine Chapel at the Vatican, at the beginning of the conclave. (Osservatore Romano via AP, File)

Seniman Renaisans lain seperti Botticelli, Perugino, Ghirlandaio, dan Rosselli juga berkontribusi, menggambarkan kisah Musa dan Yesus. Lukisan-lukisan ini memperkuat makna teologis kapel.

Karena kerusakan akibat polusi dan usia, restorasi besar dilakukan pada 1980-an untuk mengembalikan warna dan detail asli lukisan. Kini, Gereja Sistina tetap menjadi ikon seni, budaya, dan spiritualitas dunia Katolik.

Fungsi Religius dan Peran Paus

Sejak awal, Gereja Sistina berfungsi sebagai kapel pribadi Paus, tempat di mana Paus dan pengikutnya dapat melakukan perayaan sakramen, seperti Misa Natal dan Misa Paskah. Meskipun tempat ini khusus untuk Paus, perayaan besar juga dilakukan di sini, yang dihadiri oleh para pejabat gereja dan, kadang-kadang, oleh tamu penting.

Namun, selain perayaan reguler, Gereja Sistina memiliki peran lebih penting dalam sejarah Gereja Katolik sebagai tempat berlangsungnya konklaf kepausan, yaitu pemilihan Paus baru.

Sejak 1878, gereja ini telah menjadi lokasi utama pemilihan Paus, sebuah proses yang dilakukan dengan suara para kardinal untuk memilih pemimpin baru Gereja Katolik. Proses konklaf yang berlangsung diam-diam di dalam gereja ini selalu menarik perhatian dunia.

Hasil pemungutan suara diumumkan melalui cerobong asap lalu asap putih menandakan bahwa Paus baru telah terpilih, sementara asap hitam berarti pemilihan belum menghasilkan keputusan.

Peran Keagamaan dan Simbolisme

Sebagai tempat ibadah utama bagi Paus, Gereja Sistina bukan hanya berfungsi sebagai tempat perayaan sakramen, tetapi juga menjadi simbol dari kekuatan dan kesucian Gereja Katolik. Di sinilah berbagai ritual penting dilakukan, seperti Misa Paskah, Misa Natal, dan Pelepasan Injil. Kapel ini juga menjadi tempat di mana para Paus memberikan berkat kepada umat Katolik seluruh dunia.

Para pekerja di Vatikan mulai memasang cerobong asap di bagian atap Kapel Sistina untuk digunakan selama konklaf, atau pemilihan Paus baru untuk menggantikan mendiang Paus Fransiskus, yang prosesnya dimulai pada 7 Mei mendatang. (via REUTERS/Vatican Media)Foto: Para pekerja di Vatikan mulai memasang cerobong asap di bagian atap Kapel Sistina untuk digunakan selama konklaf, atau pemilihan Paus baru untuk menggantikan mendiang Paus Fransiskus, yang prosesnya dimulai pada 7 Mei mendatang. (via REUTERS/Vatican Media)
Para pekerja di Vatikan mulai memasang cerobong asap di bagian atap Kapel Sistina untuk digunakan selama konklaf, atau pemilihan Paus baru untuk menggantikan mendiang Paus Fransiskus, yang prosesnya dimulai pada 7 Mei mendatang. (via REUTERS/Vatican Media)

Selain itu, sebagai tempat konklaf, Gereja Sistina menghubungkan kehidupan religius dengan tradisi kepausan, mengingatkan umat Katolik tentang pentingnya pemilihan pemimpin spiritual yang baru, serta menggambarkan bagaimana tradisi dan kesucian Gereja terus berlangsung.

Gereja Sistina bukan hanya sekadar tempat ibadah atau objek wisata, tetapi sebuah simbol dari pertemuan antara iman, seni, dan sejarah. Dengan karya seni yang menakjubkan dan perannya yang penting dalam kehidupan Gereja Katolik,

Gereja Sistina tetap menjadi warisan dunia yang menginspirasi jutaan orang setiap tahunnya. Melalui arsitektur, lukisan, dan tradisi keagamaan yang ada di dalamnya, gereja ini mengungkapkan kekayaan spiritual dan artistik yang tak lekang oleh waktu.

CNBC Indonesia Research
[email protected]

Read Entire Article
Photo View |