Jelang Aturan Baru MSCI! Deretan Saham Ini Kejar Target Free Float

9 hours ago 5

Susi Setiawati,  CNBC Indonesia

03 December 2025 09:37

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks MSCI (Morgan Stanley Capital International) kembali curi perhatian setelah mengumumkan rencana perubahan metode perhitungan free float. Beberapa saham, terutama grup konglomerasi, mulai tancap gas memperkuat posisi supaya masuk indeks populer tersebut.

Free float pada dasarnya menggambarkan kapitalisasi pasar berdasarkan jumlah saham yang benar-benar beredar di publik, bukan seluruh saham yang diterbitkan perusahaan. Karena dana asing, terutama yang mengikuti indeks secara pasif, membutuhkan likuiditas besar untuk keluar-masuk tanpa mengganggu harga.

MSCI menilai free float jauh lebih relevan dibanding market cap total. Itulah sebabnya, ukuran free float market cap menjadi salah satu syarat kelayakan untuk masuk indeks global.
Aturan Baru Free Float MSCI Masih Dikaji

MSCI saat ini juga tengah mengkaji kemungkinan memasukkan Monthly Holding Composition Report dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sebagai referensi tambahan untuk menentukan seberapa besar porsi saham yang benar-benar bisa diperdagangkan investor publik.

Selama ini, menurut keterbukaan informasi, emiten hanya diwajibkan melaporkan pemegang saham dengan kepemilikan minimal 5%.

Di sisi lain, laporan KSEI memuat rincian yang lebih granular mengenai klasifikasi pemegang saham, termasuk investor dengan porsi di bawah 5% yang tidak terlihat dalam laporan resmi emiten. Hal ini membuat MSCI menilai bahwa data KSEI dapat memberi gambaran yang lebih akurat terkait struktur kepemilikan sebenarnya.

Dalam proposal yang sedang dikonsultasikan, MSCI mengusulkan dua pendekatan :

(1) Proposed: free float akan ditetapkan berdasarkan nilai terendah antara perhitungan versi emiten dan estimasi berbasis data KSEI. Dalam skenario ini, saham yang tidak tercatat di KSEI (script shares) serta kepemilikan yang diklasifikasikan sebagai korporasi dan others (lokal maupun asing) akan dihitung sebagai non-free float.

(2) Alternate: opsi alternatif yang lebih longgar, karena hanya mengecualikan script shares dan kepemilikan korporasi dari free float, tanpa otomatis mengeluarkan kategori others dari perhitungan.

MSCIFoto: MSCI

Berdasarkan simulasi MSCI per 30 September 2025 di atas, mayoritas saham dalam indeks MSCI Indonesia diperkirakan mengalami penurunan Foreign Inclusion Factor (FIF), yang berarti berpotensi terkena outflow.

Berikut beberapa poin penting dampak yang akan terjadi pada saham-saham konstituen MSCI terkini berdasarkan dua skenario perubahan (proposed dan alternate) :

1. Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) diproyeksikan mencatat outflow nominal terbesar (peringkat 2 pada skenario alternate), meski bukan yang paling besar secara proporsi;

2. Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) diperkirakan mengalami penurunan FIF paling signifikan secara persentase; dan

3. Saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) menjadi satu-satunya saham yang berpotensi mengalami kenaikan FIF sehingga justru berpeluang menerima inflow.

Meski begitu, seluruh rancangan ini masih bersifat wacana dan belum final. MSCI membuka masukan dari pelaku pasar hingga 31 Desember 2025 dan akan mengumumkan keputusan sebelum 30 Januari 2026. Jika dijalankan, perubahan metodologi ini berpotensi berlaku pada pembaruan indeks periode Mei 2026.

Deretan Saham Kejar Target "The Next MSCI"

Isu free float kini makin krusial bagi emiten yang ingin menembus indeks MSCI. Tak heran kalau sejumlah perusahaan, terutama dari grup konglomerasi mulai sibuk menata ulang struktur kepemilikan untuk memperbesar porsi saham publik sekaligus meningkatkan likuiditas perdagangan.

Masuk ke indeks MSCI bukan hanya soal gengsi, tetapi juga akses ke arus dana asing dalam skala besar yang bisa mendongkrak volume transaksi, eksposur internasional, hingga valuasi.

Di tengah kemungkinan perubahan metodologi MSCI yang dapat berlaku mulai Mei 2026, dorongan untuk memenuhi kriteria free float market cap makin terasa.

Dalam pantauan kami, setidaknya ada enam emiten yang terlihat mengejar target free float market cap supaya bisa masuk MSCI tahun depan :

Meski demikian, peluang sebuah saham masuk indeks global tidak sebatas persoalan angka free float. Investor tetap perlu menimbang faktor fundamental perusahaan, stabilitas struktur kepemilikan, serta dinamika regulasi industri masing-masing.

Di luar itu, ketidakpastian mengenai metode baru MSCI membuat pasar harus menunggu keputusan final sebelum bisa mengukur dampak riil terhadap arus modal asing.

Untuk saat ini, isu perubahan perhitungan free float ini menjadi salah satu tema penting yang layak dipantau karena dapat membentuk ulang peta investabilitas emiten Indonesia di mata investor global.

Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
Photo View |