Ini Deretan Stimulus Ekonomi Bernilai Triliunan di Era Setahun Prabowo

4 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia- Setahun pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, arah kebijakan fiskal Indonesia diarahkan untuk memperkuat daya beli rakyat sambil menanam fondasi pertumbuhan baru. Sejumlah stimulus pun kemudian diluncurkan.

Dalam 12 bulan pertama masa jabatannya, pemerintah telah meluncurkan empat paket stimulus ekonomi bernilai triliunan rupiah dari diskon listrik, subsidi upah, hingga program magang nasional. Rangkaian ini menjadi bukti strategi fiskal Prabowo yang berlapis: memberi "ikan" untuk bertahan, sekaligus "kail" untuk tumbuh.

Paket Stimulus Pertama, yang mulai berlaku Januari 2025, menjadi langkah awal kebijakan fiskal tahun itu. Pemerintah menyalurkan delapan program akselerasi untuk mempercepat pemulihan ekonomi pasca transisi pemerintahan.

Program ini mencakup diskon listrik 50% bagi pelanggan rumah tangga ≤1.300 VA, bantuan pangan berupa beras, serta Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) 1% untuk tepung terigu, gula industri, dan minyak Kita.

Selain itu, pemerintah memperpanjang Pajak Penghasilan (PPh) Final 0,5% bagi UMKM, memberi PPh 21 DTP untuk industri padat karya, serta insentif Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) sebesar 50%. Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) juga diperluas bagi pekerja yang terdampak PHK, disertai dorongan awal adopsi kendaraan listrik dan hybrid.

Kebijakan ini disebut Airlangga Hartarto sebagai "pemanasan kebijakan", uji coba sistem distribusi subsidi dan insentif sebelum gelombang stimulus yang lebih besar diluncurkan. Efeknya langsung terasa pada konsumsi energi rumah tangga dan produksi industri kecil, menjadi jangkar awal pemulihan permintaan domestik.

Memasuki pertengahan tahun, pemerintah menggulirkan Paket Stimulus Kedua pada Juni 2025 dengan fokus pada pemulihan mobilitas dan konsumsi rakyat.

Program ini mencakup diskon tarif tol 20%, tiket kereta 30%, dan PPN DTP 6% untuk tiket pesawat, serta potongan 50% untuk angkutan laut. Di sisi sosial, 18,3 juta keluarga penerima manfaat menerima tambahan Kartu Sembako Rp200 ribu, 17 juta pekerja dan 3,4 juta guru honorer memperoleh Bantuan Subsidi Upah, serta 79 juta pelanggan kecil tetap menikmati diskon listrik.

Meski kontribusi langsungnya terhadap PDB relatif kecil-sekitar 0,05-0,1% menurut BCA Economics dampak sosialnya signifikan dalam menahan perlambatan ekonomi di tengah tekanan inflasi pangan dan global. Paket ini menjadi penyangga konsumsi rumah tangga sekaligus penggerak aktivitas ritel dan transportasi lokal.

Selanjutnya, Paket Stimulus Ketiga yang dirilis September 2025 menandai pergeseran arah kebijakan ke fokus struktural dan tenaga kerja.

Dikenal dengan formula 8+4+5, paket ini memadukan delapan program akselerasi (termasuk magang sarjana, PPh 21 DTP pariwisata, bantuan iuran JKK/JKM, padat karya, dan deregulasi PP 28/2025) dengan empat program lanjutan hingga 2026, serta lima proyek penyerapan tenaga kerja seperti revitalisasi tambak Pantura dan modernisasi kapal nelayan. Paket ini menjadi "transisi dari stimulus ke strategi" menghubungkan fiskal, industri, dan pasar tenaga kerja dalam satu narasi pembangunan.

 Prabowo meluncurkan Paket Stimulus Keempat pada 17 Oktober 2025, bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke-74.

Stimulus ini berupa BLT untuk 35 juta keluarga dan program magang nasional bagi 100 ribu lulusan baru. BLT akan disalurkan Oktober-Desember melalui Himbara dan PT Pos Indonesia, sementara peserta magang menerima uang saku setara UMP dan jaminan sosial penuh, bekerja di BUMN, industri, dan lembaga publik.

Pemerintah menegaskan bahwa program ini di luar skema bantuan reguler Kemensos, sehingga diarahkan secara spesifik untuk rumah tangga desil 1-4.

Program magang nasional juga diluncurkan dalam dua gelombang 20 ribu peserta mulai bekerja pada 20 Oktober dan 80 ribu lainnya menyusul pada November dengan tujuan membangun tenaga kerja produktif dan adaptif.

CNBC Indonesia Research

(emb/emb)

Read Entire Article
Photo View |