Harga Emas Terbang, Paling Tinggi Selama Sebulan

4 hours ago 4

Review Sepekan

Chandra Dwi Pranata,  CNBC Indonesia

13 December 2025 08:45

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas global terpantau bergairah sepanjang pekan ini, usai pemangkasan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed)

Merujuk Refinitiv, harga emas di perdagangan terakhir pekan ini, Jumat (12/12/2025) ditutup di posisi US$ 4.302,13 per troy ons. Harganya menguat 0,45%. Dalam sepekan terakhir, emas melesat 2,52% secara point-to-point.

Harga emas naik hingga mencapai level tertinggi dalam lebih dari sebulan terakhir setelah pemotongan suku bunga seperempat poin oleh The Fed.

The Fed kembali memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 bps, menjadi pemangkasan untuk ketiga kalinya di tahun ini. Meski telah memotong suku bunga kembali, para pejabat The Fed memberi sinyal bahwa ruang pemangkasan tambahan mungkin akan ditahan sementara waktu, sambil memantau ketahanan pasar tenaga kerja dan tingkat inflasi yang masih berada pada level tinggi.

Suku bunga yang lebih rendah cenderung menguntungkan emas, karena merupakan aset yang tidak menghasilkan imbal hasil.

"Inflasi belum benar-benar kembali ke target 2% The Fed, jadi, ketika Anda menurunkan suku bunga dalam lingkungan inflasi yang masih belum optimal, dan itu sangat bullish untuk emas," tutur analis dari Marex, Edward Meir

Dari sisi politik, Presiden Amerika Serikat Donald Trump terus mendorong kebijakan penurunan suku bunga sejak awal masa jabatannya pada periode kedua yang dimulai Januari lalu. Kandidat pilihannya untuk posisi Ketua The Fed berikutnya, Kevin Hassett, diperkirakan akan mempertahankan sudut pandang tersebut.

Investor kini menunggu laporan bulanan non-farm payrolls (NFP) AS, yang akan dirilis pada 16 Desember 2025. Data ini diharapkan memberikan arahan baru terhadap kebijakan moneter The Fed antara potensi pemangkasan suku bunga lanjutan atau sikap hati-hati jika pasar tenaga kerja menunjukkan penguatan.

Sementara itu, regulator pensiun India mengumumkan keputusan untuk mengizinkan investasi dalam ETF emas dan perak bagi dana pensiun negara tersebut. Langkah ini berpotensi meningkatkan permintaan emas dari pasar Asia, mengingat India merupakan salah satu konsumen emas terbesar dunia.

Meski demikian, kenaikan harga emas yang sudah cukup tinggi dalam beberapa hari terakhir tampaknya memicu aksi ambil untung oleh para investor. Kondisi tersebut menyebabkan emas sempat mengalami tekanan jual di awal perdagangan kemarin yang terlihat dari pelemahan harga pada sesi pagi.

Secara teknikal, harga emas masih bergerak dalam tren bullish. Relative Strength Index (RSI) emas berada di level 67, yang menunjukkan posisi emas masih dalam fase penguatan karena RSI berada di atas zona netral 50. Namun, indikator Stochastic RSI yang telah menyentuh angka 100 menunjukkan kondisi jenuh beli atau overbought.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(chd/chd)

Read Entire Article
Photo View |