Harga Emas Bikin Jantungan: Melesat Lalu Hancur, Rekor Kemudian Ambruk

10 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas babak belur pada pekan ini sejalan dengan meredanya ketegangan perang dagang China dan Amerika Serikat (AS).

Pada perdagangan terakhir pekan ini, Jumat (25/4/2025), harga emas ditutup di posisi US$ 3.318,2 per troy ons. Harganya ambruk 0,9%.

Pelemahan ini membawa emas ke posisi terendahnya dalam tujuh hari terakhir.

Pelemahan harga kemarin juga menegaskan volatilitas emas yang sangat tinggi sepanjang pekan ini. Dalam sepekan, harga emas terbang dua kali tetapi jatuh sangat dalam sebanyak tiga kali.
Harga emas melesat 2,91% pada Senin pekan ini sekaligus mencetak rekor sepanjang masa dan menembus level baru di US$ 3.400. Sehari kemudian, harga emas ambruk 1,25% pada Selasa. Harga emas jatuh lebih dalam yakni 2,78% pada Rabu pekan ini dan membuat emas terlempar ke level US$ 3.200.

Namun, harga emas terbang 1,85% pada Kamis pekan ini sebelum jatuh lagi 0,9% pada Jumat kemarin.


Secara keseluruhan, harga emas melemah 0,28% sepanjang pekan ini. Pelemahan tersebut mengakhiri kinerja luar biasa emang yang melesat 2,8% pekan lalu dan 6,6% pada dua pekan sebelumnya.

Dalam catatan Refinitiv, emas sangat jarang melemah dalam sepekan.

Sepanjang tahun ini, emas hanya melemah tiga pekan. Selebihnya, emas terbang.

Harga emas ambruk sejalan dengan meredanya ketegangan AS dengan China. Emas adalah aset safe haven yang diburu saat terjadi ketegangan geopolitik dan ekonomi. Saat ketegangan mereda maka fungsi emas sebagai aset aman pun turun.

"Meredanya ketegangan terkait tarif berdampak negatif pada harga emas ... Namun sejauh ini kami belum melihat likuidasi besar-besaran," kata Daniel Ghali, ahli strategi komoditas di TD Securities, kepada Reuters.

Namun, dia mengingatkan jika harg emas bisa kembali naik. Emas, yang secara tradisional dipandang sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian geopolitik dan ekonomi, mencatat rekor tertinggi sebesar $3.500,05 per ons dan telah naik lebih dari 25% sepanjang tahun ini, didorong oleh ketegangan dagang AS-China dan permintaan yang kuat dari bank sentral.

"Namun, kami tahu bahwa mereka terus melakukan pembelian saat harga turun dalam beberapa sesi terakhir, jadi kami pikir emas dapat kembali melanjutkan tren naiknya." Imbuhnya.

China sedang mempertimbangkan untuk mengecualikan beberapa impor AS dari tarif sebesar 125% dan telah meminta pelaku usaha untuk mengidentifikasi barang-barang yang dapat memenuhi syarat.

Awal pekan ini, Presiden AS Donald Trump mengisyaratkan adanya de-eskalasi dalam perang tarif timbal balik, dengan menyebut bahwa pembicaraan langsung sudah berlangsung.

Pelemahan emas juga dipicu oleh kembali menguatnya dolar AS. Indeks dolar menguat ke 99,59 pada akhir pekan ini atau posisi tertingginya dalam lima hari.

Pembelian emas dikonversi dalam dolar AS. Menguatnya dolar AS membuat emas menjadi lebih mahal bagi pembeli luar negeri.

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]

(mae/mae)

Read Entire Article
Photo View |