Jakarta, CNBC Indonesia - Lonjakan kasus infeksi ameba pemakan otak atau Naegleria fowleri di Kerala, India, memicu kewaspadaan otoritas setempat. Sejak awal tahun, negara bagian di India selatan itu mencatat 69 kasus meningoensefalitis amuba primer (PAM), termasuk 19 kematian.
"Tidak seperti tahun lalu, kami tidak melihat klaster yang terkait dengan satu sumber air. Ini adalah kasus tunggal dan terisolasi, yang telah mempersulit investigasi epidemiologi kami," ujar Menteri Kesehatan Kerala, Veena George, dikutip NDTV, Jumat (19/9/2025).
Tiga dari kasus kematian terjadi pada Agustus, termasuk seorang bayi berusia tiga bulan. Jumlah itu naik signifikan dibandingkan tahun lalu, yang mencatat 36 kasus dan sembilan kematian.
Ensefalitis amuba merupakan infeksi sistem saraf pusat yang sangat langka namun mematikan. Ini disebabkan oleh amuba yang hidup di air tawar, danau, atau sungai.
PAM, yang disebabkan Naegleria Fowleri, menjadi jenis yang terdeteksi di Kerala. Pemerintah negara bagian kini memperketat langkah mitigasi, mulai dari mengklorinasi sumur, tangki air, fasilitas pemandian umum, hingga area rekreasi air.
"Berkat pengujian dan diagnosis yang lebih canggih, tingkat kelangsungan hidup di Kerala telah mencapai 24 persen, jauh di atas rata-rata global 3 persen," kata George.
Dalam dokumen pemerintah tahun lalu disebutkan, perubahan iklim yang meningkatkan suhu air serta tingginya aktivitas rekreasi berbasis air berpotensi memperbesar risiko penularan patogen mematikan ini.
(tfa/șef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Seperti Prabowo, India Beli 26 Jet Tempur Rafale