Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Prabowo Subianto memberikan tugas khusus kepada jajaran menterinya untuk mendesain kebijakan yang membuat masyarakat Indonesia tak lagi menyimpan dolarnya di luar negeri.
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menjelaskan, arahan Prabowo ini bukan dalam bentuk untuk kembali memperkuat kebijakan devisa hasil ekspor (DHE) sebagaimana yang telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2025.
"Nggak-nggak (bukan seperti DHE/Devisa Hasil Ekspor), ini betul-betul market based, kalau saya kan orang market, jadi ya market based, bukan memaksa orang," kata Purbaya seusai rapat di Istana Negara akhir pekan lalu, dikutip Senin (22/9/2025).
Ia menekankan, rancangan kebijakan itu belum matang dibahas dengan kepala negara. Oleh sebab itu, ia mengaku belum bisa berbicara banyak karena kebijakannya sendiri masih terus digodok.
"Jadi bagaimana menarik uang dolar yang orang suka taruh di luar balik ke sini. Tapi masih belum matang, masih kita matangkan lagi," kata Purbaya.
Meski begitu, Purbaya optimistis pemerintah bisa merampungkan kebijakan insentif pemulangan dolar masyarakat ke tanah air bisa rampung pada bulan depan.
"Saya lihat rencananya cukup bagus sekali, jadi kemungkinan bisa dijalankan dalam waktu mungkin satu bulan ke depan itu utamanya," kata Purbaya.
Menurutnya, kebijakan ini diminta langsung oleh Kepala Negara karena setiap bulan banyak orang yang mengirim uang ke luar negeri, khususnya negara-negara tetangga RI. Selain itu menurutnya insentif ini juga diharapkan bisa membuat cadangan devisa Indonesia menjadi lebih besar.
"Dan perbankan kita punya suplai dolar lebih banyak lagi, dan nanti proyek-proyek yang let say hilirisasi kan biasanya perlu dolar financing kan? dananya ada di sini dengan bunga yang cukup baik, dan yang untung adalah perbankan dalam negeri sendiri," tuturnya.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Prabowo Ganti Menteri Keuangan & Menteri Koperasi, Ini Kata Pengusaha