Cari Kerja Susah, Awas Malah Ketipu Maling di Mana-mana

2 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar kerja yang sudah sulit kini makin mengerikan. Pasalnya, pencari kerja tak hanya harus bersaing dengan ribuan pelamar lain, tetapi juga menghadapi ancaman penipuan lowongan kerja yang merugikan hingga ratusan juta rupiah.

Laporan Business Insider mengungkap, antara 2020 hingga 2024 jumlah kasus penipuan kerja dan agen ketenagakerjaan melonjak tiga kali lipat. Kerugian yang dialami korban ikut meroket, dari US$90 juta menjadi US$501 juta atau sekitar Rp8,3 triliun.

Modus yang digunakan pun semakin canggih, terutama dengan munculnya teknologi kecerdasan buatan (AI) generatif. Kondisi pasar kerja yang penuh dengan pencari kerja putus asa disebut menciptakan peluang sempurna bagi penipu untuk melancarkan aksi.

Salah satu kisah korban menunjukkan bagaimana perusahaan fiktif bahkan sempat memberikan dana awal untuk membeli software.

Namun kemudian, bank menarik kembali uang tersebut setelah cek yang digunakan ternyata palsu. Korban bukan hanya kehilangan uang, tetapi juga tetap menganggur.

"Ini menjadi bukti lain betapa kejamnya kondisi pasar kerja saat ini," tulis jurnalis Business Insider, Sarah E. Needleman, dikutip Selasa (23/9/2025).

Tantangan lain di pasar kerja adalah membanjirnya lamaran palsu, panggilan balik yang ternyata bukan dari perekrut asli, hingga iklan lowongan kerja yang sebenarnya tidak pernah ada.

Situasi ini menegaskan kembali satu hal, yakni jaringan (networking) masih menjadi cara paling efektif untuk mendapatkan pekerjaan. Namun, bagi lulusan baru yang belum memiliki pengalaman profesional, membangun jaringan juga bukan perkara mudah.

Laporan Business Insider pun menyarankan agar pencari kerja mulai berani menghubungi kembali kenalan lama di perusahaan incaran, dengan pendekatan yang tepat agar tidak terlihat memaksa.


(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dulu Jadi Rebutan, Lulusan Ilmu Komputer Sekarang Banyak Pengangguran

Read Entire Article
Photo View |