Bukan Sulap Atau Dukun, Ini 3 'Senjata' Anak Muda Bisa Kaya dari Saham

2 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Investor berusia muda di pasar modal Indonesia terus bertambah seiring dengan meningkatnya literasi keuangan dan berkembangnya teknologi.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat jumlah investor generasi muda semakin meningkat, dan menjadi kekuatan baru pasar modal tanah air. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi mengatakan penambahan jumlah Single Investor Identification (SID) menjadi sebuah tanda keberhasilan inklusi keuangan yang telah dilakukan selama ini.


"Mayoritas SID individu didominasi generasi muda di bawah 40 tahun yang mencapai 79% dari total SID. Ini menunjukkan potensi besar untuk mendorong potensi pasar modal di masa datang," kata Inarno dalam acara Capital Market Forum 2025, di Gedung BEI, Jakarta (21/3/2025).

Saat ini tercatat jumlah SID mencapai 15,7 juta investor dan diproyeksikan akan terus bertambah ke depannya. 

Dengan modal yang mungkin belum sebesar investor kelas kakap atau senior, sebagai anak muda kalian punya keuntungan besar yang tidak dimiliki investor senior yaitu waktu.

Horizon waktu investasi yang panjang menjadi 'senjata' utama dan sangat krusial dalam menciptakan kekayaan, memungkinkan anak muda untuk memilih saham dengan potensi pertumbuhan tinggi di masa depan dalam beberapa waktu mendatang terutama tentang investasi jangka panjang.

Namun, pertanyaan terbesarnya adalah, di tengah ratusan emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI), saham sektor apa yang paling cocok untuk memulai?

Daripada ikut-ikutan tren sesaat atau terjebak saham 'gorengan', ada baiknya investor muda fokus pada saham yang bisnisnya relevan dengan kehidupan sehari-hari dan punya prospek cerah dalam 5-10 tahun ke depan.

Berikut beberapa saham yang layak jadi pertimbangan untuk portofolio jangka panjang anak muda.

Raksasa Tahan Banting: Pondasi Wajib dalam Portofolio

Setiap portofolio butuh pondasi yang kokoh. Di sinilah peran saham blue chip dari sektor-sektor defensif yang produk atau jasanya selalu dibutuhkan, tak peduli kondisi ekonomi sedang naik atau turun sektor perbankan selalu cenderung lebih stabil terutama di bank-bank besar yang telah menjadi urat nadi ekonomi.

Seiring pertumbuhan ekonomi Indonesia, kinerja perbankan juga ikut terkerek. Bank konvensional maupun digital memiliki ceruk pasar yang besar dan terus berinovasi.

Contoh emiten perbankan yang ideal yaitu saham seperti PT Bank Central Asia (BBCA) dan PT Bank Mandiri (BMRI) yang bisnisnya sudah teruji dari waktu ke waktu melewati krisis-krisis yang melanda Indonesia beberapa tahun ke belakang. Selain dari fundamental laporan keuangan perbankan yang terus mengisyaratkan pertumbuhan dari pendapatan dari laporan tahunannya.

Dari sisi valuasi, saham BMRI saat ini bisa dibilang paling menarik selain dijuluki sebagai wholesale banking-nya Indonesia karena sebagai pemberi kredit terbesar untuk segmen lending perusahaan mulai dari korporat hingga perusahaan menengah .

Diperdagangkan pada PER 7.41x, valuasi BMRI berada di bawah rata-rata industrinya dan merupakan yang terendah di antara big 4 banks lainnya. Secara yield, BMRI tetap kokoh dengan menawarkan dividend yield paling jumbo di level hingga 10,42%.

Meskipun valuasinya murah dan fundamentalnya yang tergolong kuat, pergerakan saham BMRI dalam setahun terakhir cukup tertekan, terkoreksi sekitar 39% (YoY).

Tekanan jual asing menjadi sentimen negatif utama yang menahan laju saham ini. Namun, sentimen positif mulai muncul pasca pemangkasan suku bunga Bank Indonesia dan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed).

Saham BMRI menguat meskipun asing masih mencatat penjualan bersih. Ini mengindikasikan adanya kekuatan beli domestik yang konsisten mulai mengakumulasi saham ini di harga yang cukup rendah.

Bukan Sekadar Pilih Saham, Tapi Strategi dan Kesabaran!

Memilih sektor hanyalah langkah awal. Bagi investor muda, strategi investasi jauh lebih penting untuk hasil yang optimal dan meminimalisir risiko.

1. Mulai dengan Metode 'Nyicil'
Tidak perlu menunggu modal besar. Mulai investasi secara rutin setiap bulan dengan nominal yang sama, hal ini juga lebih baik daripada tidak melakukan investasi sama sekali dan uang akan terdegradasi dengan adanya inflasi. Selain itu, cara ini juga efektif untuk mengurangi risiko volatilitas pasar yang sering terjadi di bursa efek. Contohnya dengan menyisihkan sedikit uang dari pendapatan untuk diinvestasikan setiap bulannya pada tanggal yang telah ditentukan secara konsisten.

2.Pahami Apa yang Kamu Beli

 Jangan hanya ikut-ikutan. Luangkan waktu untuk membaca berita dan laporan keuangan sederhana dari perusahaan yang sahamnya ingin kamu beli. Semakin kamu paham bisnisnya, semakin yakin kamu saat pasar bergejolak.

3.Harga Adalah Cerminan dari Pendapatan
Walaupun kondisi suatu perusahaan mengalami apresiasi baik kecil maupun besar, terkadang market memiliki sifat yang tidak rasional dalam menentukan harga karena adanya tendensi sifat manusia untuk menjadi panik dan juga menjadi serakah atau tamak. Pada akhirnya harga suatu saham akan tercermin dengan sendirinya apabila secara internal, terutama pendapatan suatu perusahaan mengalami peningkatan.

Pada akhirnya, kunci sukses investasi bagi anak muda adalah memulai sedini mungkin dan konsisten karena dulu ketika masih hidup, Albert Einstein pernah menyatakan bahwa compounding atau mendapatkan bunga dari modal ditambahkan oleh bunga yang didapatkan sebelumnya adalah keajaiban dunia ke-8.

Pasar akan selalu naik-turun, namun dengan memilih perusahaan yang punya fundamental kuat dan prospek jangka panjang, waktu akan menjadi sahabat terbaikmu. Percayalah pendapatan perusahaan adalah cerminan dari harga suatu emiten itu sendiri di pasar modal.

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]

(gls/gls)

Read Entire Article
Photo View |