Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa mengingatkan para pengusaha di Tanah Air agar tidak cemas terhadap risiko resesi. Hal ini dikemukakan Purbaya dalam acara CNBC Investment Forum 2025 di Jakarta, Jumat (16/5/2025).
Peringatan Ketua DK LPS ini sejalan dengan kondisi kontraksi Purchasing Manufacturers' Index (PMI) Indonesia. Data April 2025 menunjukkan, PMI Indonesia menurun signifikan sebesar 5,7 poin ke level 46,7. Ini adalah level terburuk sejak Covid 2022.
"Ada data yang menganggu, PMI turun jatuh ke bawah, wah itu artinya pengusaha cemas bakal resesi. Gak usah takut. PMI itu kadang-kadang berlaku sebagai indikator yang menunjukkan masa lalu. Ketakutan aja tuh pengusahanya," kata Purbaya.
Purbaya pun menceritakan pengalamannya ketika PMI Indonesia jatuh ke level 42 pada Juli 2021. Saat itu, cerita Purbaya, semua menteri melapor kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Alhasil, Presiden pun panik dan memanggilnya ke istana.
"Semua menteri lapor ke Presiden Indonesia, ekonomi akan hancur. Presiden panik. Saya dipanggil ke istana," ujarnya.
Kepada Presiden, Purbaya mengatakan: "Pertempuran sudah selesai, karena likuiditas besar sudah masuk sistem. Saya bilang gak usah takut Pak."
Dia meyakinkan Presiden bahwa ketika uang sudah mulai mengalir ke sistem perekonomian, PMI akan kembali positif.
"Tapi pada waktu uang sudah masuk ke sistem di perbankan sudah mulai berbalik arah dari turun, terus ke positif, PMI pasti balik Pak." tambahnya.
Terbukti, setelah Juli-Agustus 2021, PMI Indonesia kembali mulai naik lagi.
"Jadi selama kita lihat pertumbuhan likuiditas positif, PMI akan ikut. Artinya demand akan tubuh, produksi naik, dan orang akan kembali beri barang," paparnya.
(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Bos LPS: Tak Ada Gonjang-ganjing Perbankan, Saya Bisa Tenang
Next Article Video: Negara Maju Tetangga RI Resmi Resesi, Ekonomi Merosot Tajam