BMKG Warning 5 Lokasi RI Dihantui Cuaca Panas Mendidih

5 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Fenomena La Nina yang memicu peningkatan curah hujan di wilayah RI telah bertransisi ke fase netral pada Maret 2025. Hal ini menandai wilayah RI sudah memasuki Musim Kemarau pada April 2025 ini.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan musim kemarau 2025 dimulai secara bertahap antara April hingga Juni pada 402 zona musim (ZOM), atau sekitar 57,7% wilayah Indonesia.

Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan menyebut Musim Kemarau 2025 secara umum memiliki kondisi iklim normal. Namun demikian, bukan berarti tidak ada hujan.

Pasalnya, beberapa wilayah Indonesia memiliki sifat Musim Kemarau di atas normal yang memungkinkan menerima akumulasi curah hujan musiman yang lebih tinggi dari biasanya.

"Jadi utamanya adalah karena tidak adanya dominasi iklim global seperti El Nino, La Nina, dan IOD sehingga prediksi kami iklim tahun ini normal dan tidak sekering tahun 2023 yang berdampak pada banyak kebakaran hutan dan musim kemarau tahun 2025 cenderung mirip dengan kondisi musim kemarau tahun 2024," kata Ardhasena, beberapa saat lalu.

Meski secara umum Musim Kemarau 2025 berada dalam kondisi normal, ada sebagian kecil ZOM yang diprediksi mengalami Musim Kemarau dengan sifat bawah normal atau lebih kering dari klimatologisnya.

Sebanyak 14% ZOM mengalami kondisi yang lebih kering, sehingga akan terasa cuaca yang cenderung lebih panas. Wilayah tersebut mencakup Sumatera Utara, sebagian kecil Kalimantan Barat, sebagian Sulawesi Tengah, Maluku Utara, dan bagian selatan Papua.

Puncak musim kemarau 2025 diprediksi terjadi pada Juni hingga Agustus mendatang di sebagian besar ZOM di Indonesia. BMKG memprediksi puncak Musim Kemarau 2025 akan sama atau maju lebih awal dari biasanya di hampir seluruh wilayah Indonesia.

Pada April ini, wilayah seperti Lampung bagian timur, pesisir utara Jawa bagian barat, pesisir Jawa Timur, sebagian bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur sudah memasuki kemarau.

Pada Mei, kemarau mulai meluas, mencakup sebagian kecil Sumatra, sebagian besar Jawa Tengah hingga Jawa Timur, sebagian Kalimantan Selatan, Bali, dan Papua bagian Selatan.

Sementara itu, wilayah timur seperti Maluku dan Papua diperkirakan baru mengalami musim kemarau pada Agustus 2025.

Secara keseluruhan, sebanyak 409 ZOM atau 59% wilayah Indonesia diperkirakan memasuki Musim Kemarau dalam periode yang sama atau lebih lambat dari biasanya.

BMKG juga mencatat, mayoritas zona musim (ZOM), sekitar 60%, diprediksi akan mengalami curah hujan dengan intensitas normal seperti tahun-tahun sebelumnya, dikutip dari laman resmi BMKG.

Sementara itu, ada sebagian kecil ZOM, sekitar 26%, yang akan mengalami Musim Kemarau dengan sifat atas normal, sehingga menerima akumulasi curah hujan musiman yang lebih tinggi dari biasanya.

Antara lain sebagian kecil Aceh, sebagian besar Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, NTB, NTT, sebagian kecil Sulawesi, dan sebagian Papua bagian tengah.

Kepala BMKG Dwikorita mengimbau di sektor pertanian, dapat menyesuaikan jadwal tanam di wilayah-wilayah yang diprediksi mengalami Musim Kemarau lebih awal maupun lebih lambat. Mulai dari memilih varietas tahan kekeringan, serta mengoptimalkan pengelolaan air di daerah dengan musim kemarau lebih kering dari normal.

Sementara itu, wilayah yang berpotensi mengalami Musim Kemarau lebih basah dapat memanfaatkannya dengan memperluas lahan sawah untuk meningkatkan produksi pertanian.Untuk sektor kebencanaan dapat meningkatkan kesiapsiagaan terhadap kebakaran hutan dan lahan (karhutla), terutama di wilayah rawan yang diprediksi mengalami musim kemarau dengan curah hujan Normal atau Bawah Normal.

Adapun durasi musim kemarau di Tanah Air akan beragam. Sebagian besar wilayah Indonesia diprediksi akan mengalami durasi Mudim Kemarau yang lebih pendek dari biasanya.

Durasi paling singkat selama 6 dasarian (2 bulan) terjadi di sebagian Sumatera dan Kalimantan. Sementara itu, durasi lebih panjang selama 24 dasarian (8 bulan) terjadi di sebagian Sulawesi.


(fab/fab)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Regulasi Kian Ketat, Investasi Kripto Syariah RI Menjanjikan?

Next Article BMKG Warning Bencana Ancam Wilayah RI Jelang Nataru 2025

Read Entire Article
Photo View |