Bahu Rata ala Jennie dan G-Dragon, Tren Filler Korsel Tuai Kontroversi

Prosedur ini bertujuan meminimalkan otot trapezius sehingga bahu tampak lebih rata dan tegas. Shoulder filler diminati baik pria maupun wanita yang ingin meniru bentuk tubuh idolanya.

Melansir Girin Plastic Surgery, perawatan ini non-bedah dengan waktu pengerjaan sekitar 20 menit hingga 30 menit per sesi. Hasilnya pun terlihat tampak instan pada bahu yang sedikit lebih terangkat dan membentuk garis simetris. Durasi efek bervariasi, umumnya 6 bulan hingga 18 bulan, bergantung gaya hidup, metabolisme, dan jenis filler yang digunakan.

Meski populer, tren ini menuai kecaman luas dari netizen Korea. Banyak yang menilai hasil serupa sebenarnya bisa didapat dengan cara alami, yakni lewat olahraga atau perbaikan postur tubuh.

"Kalau serius latihan bahu di gym, hasilnya bisa dapat tanpa filler," tulis seorang netizen dikutip dari Koreaboo, Rabu (17/9/2025). "Saya lebih baik pakai uang itu buat olahraga daripada disuntik filler," tambah yang lain.

Tidak sedikit juga yang menyoroti potensi bahaya dari prosedur ini. Netizen khawatir filler bisa menyebar ke area tubuh lain, seperti otot trap atau lengan atas.

"Kalau disuntik filler sebanyak itu demi bentuk bahu, berapa banyak cairan yang dimasukkan?" tulis komentar lain yang viral di komunitas daring.

Fenomena ini dianggap memperkuat citra Korea Selatan sebagai negara dengan angka operasi plastik yang sangat tinggi. Netizen khawatir tren ini hanya akan memperluas obsesi masyarakat terhadap modifikasi tubuh.

"Kalau begini terus, orang-orang bisa berakhir pakai filler di sekujur tubuh," sindir seorang pengguna internet.

Banyak yang akhirnya mengeluhkan standar kecantikan ekstrem yang terus bermunculan. "Orang sekarang benar-benar akan melakukan apa pun," tulis seorang netizen dengan nada prihatin.