Ada Panen Raya, RI Bisa Deflasi Lagi di Mei

10 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI) mengingatkan adanya potensi deflasi pada Mei 2025.

Dalam laporan LPEM UI yang berjudul Inflasi Bulanan Mei 2025, diproyeksikan tingkat Indeks Harga Konsumen (IHK) berada dalam rentang -0,5% hingga 1,2% year on year/yoy. Sedangkan secara bulanan (month to month/mtm) berada dalam rentang -0,5% hingga 0,5%.

Pergerakan inflasi (year on year/YoY) dan secara bulanan (month to month/MtM) diprediksi akan lebih banyak dipengaruhi pergerakan harga bergejolak yang diperkirakan akan tetap mengalami deflasi.

Musim panen raya beberapa komoditas utama (volatile food) berpotensi menjadi faktor yang mendorong penurunan inflasi pada Mei.

Sebagai catatan, Indonesia pernah mengalami deflasi secara bulanan pada Januari dan Februari 2025. Sementara secara tahunan, deflasi juga pernah terjadi pada Februari 2025. Artinya pada Februari 2025, Indonesia mengalami deflasi baik secara bulanan dan tahunan yang masing-masing sebesar 0,48% dan 0,09%.

April 2025 menjadi bulan yang mencatatkan inflasi secara bulanan sebesar 1,17%. Nilai ini mengalami penurunan -0,48 persen poin dari Maret 2025.

Tren lima tahun terakhir menunjukkan bahwa tekanan inflasi mereda setelah Idul Fitri, dengan tingkat inflasi yang umumnya lebih rendah dibandingkan saat momen Ramadhan dan Idul Fitri.

Meski awal bulan masih dalam masa cuti bersama Idul Fitri, tren deflasi harga bergejolak sejalan dengan pola tahun sebelumnya, saat cuti Idul Fitri juga jatuh pada minggu pertama April.

Komoditas utama (volatile food) penyumbang dominan deflasi April 2025 yaitu cabai rawit, daging ayam ras, telur ayam ras, wortel, dan jagung manis. Penurunan harga cabai rawit terjadi akibat koreksi harga pasca perayaan hari besar. Selain itu, pasokan cabai juga mengalami surplus karena permintaan lokal yang menurun karena berakhirnya Lebaran, hari raya Galungan, dan Kuningan.

Cuaca yang mulai stabil juga mendorong beberapa sentra lokal yang memasuki musim panen. Di sisi lain, harga daging ayam ras dan telur ayam ras yang mengalami penurunan seiring biaya input pakan ternak yang menurun. Insentif harga pakan bagi peternak mandiri/UMKM yang diberikan dapat mendorong penurunan harga komoditas ini. Harga wortel dan jagung manis yang menurun juga terjadi akibat dimulainya musim panen untuk kedua komoditas ini.

BPSFoto: Barang Bergejolak (% mtm)
Sumber: BPS

Potensi Deflasi Mei 2025

LPEM UI memperkirakan ada potensi terjadinya deflasi bulan ini terutama dipengaruhi oleh harga-harga yang selama cenderung bergejolak kini bergerak melandai..

Panen raya beberapa komoditas pangan utama menjadi salah satu faktor utama yang berpotensi menekan inflasi. Selain itu, berakhirnya masa diskon tarif transportasi udara dan darat pasca-Lebaran juga dapat mendorong tren deflasi.

Sebaliknya, kebijakan suku bunga acuan BI-7DRR yang tetap pada level 5,75% di April bisa membuat inflasi. Kenaikan tarif air minum (PDAM) serta normalisasi tarif listrik yang akan diberlakukan pemerintah diperkirakan akan tetap memicu inflasi dan mengimbangi tekanan deflasi di Mei.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)

Read Entire Article
Photo View |